Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 04 Juli 2023

Kej 19:15-29
Mzm 26:2-3,9-12
Mat 8:23-27

Kurang Percaya

Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” – Mat 8:26a

Ketika kecil dan sedang sakit, saya menjadi sangat rewel. Saya ingin orang tua ada di sekitar dan menemani, sehingga ketika bangun saya dapat melihat mereka. Ketika tidak melihat mereka, maka saya akan menangis. Mengapa saya bisa seperti itu? Saya merasa bahwa kehadiran orang tua membuat saya menjadi tenang. Saya berpikir jika mereka ada itu berarti mereka menjaga saya; sedangkan jika tidak ada, artinya mereka tidak perhatian dengan saya.

Terkadang pemahaman dan cara berpikir saya tentang Tuhan juga demikian. Ketika ada masalah muncul dan berdoa, saya merasa tidak tenang karena tidak melihat kehadiran-Nya. Hal yang sama pun terjadi dengan para murid-Nya, ketika melihat Sang Guru tertidur saat kapal mereka sedang dihajar oleh ombak. Panik, itulah hal pertama yang dirasakan baik oleh para murid maupun kita ketika masalah terjadi. Kita merasa resah dan gelisah walaupun sudah berdoa. Mengapa? Karena kita kurang percaya! Saya tidak mengatakan bahwa saya tidak mengalami kepanikan. Saya juga panik dan bingung karena kurang percaya. Butuh waktu yang lama untuk berdoa, merenung, dan mendapatkan kekuatan untuk dapat mulai merasa tenang. Rasa percaya bukan berarti bahwa masalah saya akan selesai dengan sendirinya, tetapi terlebih bahwa saya menyadari Tuhan akan ikut campur dalam menyelesaikan masalah itu. Hanya saja yang sering kali terjadi adalah diri saya yang kurang percaya bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai. (An).

Apakah saya percaya bahwa Ia selalu menyertai dan menolong saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *