Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 01 Maret 2016

Dan 3:25,34-43
Mzm 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9
Mat 18:21-35

DO YOU LOVE ME?

Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? – Mat 18:33

Kita sering mendengar kata “bahagia”, tetapi apakah kita sungguh mengerti artinya? Bahagia itu sederhana, tetapi sulit digambarkan. Perasaan itu meluap-luap dari dalam hati, membuat kita bersemangat dan penuh sukacita dalam menjalani segala sesuatu. Perasaan bahagia membuat kita melihat segala sesuatu menjadi lebih hidup dan berwarna, serta penuh kedamaian.

Secara sederhana, perasaan bahagia itu seperti ketika kita disayang, terlebih lagi jika orang itu adalah orang yang kita harapkan. Hari-hari kita menjadi berwarna karena dipenuhi oleh tawa ria dan canda. Kita merasa seperti melambung tinggi di awan. Hal-hal yang tidak mengenakkan tidak lagi menjadi suatu beban, tetapi merupakan pembelajaran yang sangat berharga dalam hidup.

Kurang lebih itulah yang dialami pasangan saya. Hari ini dia begitu bahagia dan bersemangat sekali ke gereja, meski ini adalah kali pertama ia misa tanpa saya. Dengan penuh sukacita ia bangun dan bergegas berangkat. Di dalam keheningan dan khusuknya misa pagi, ia menemukan sosok yang begitu ia dambakan. Ia bertemu dengan-Nya secara pribadi dalam keintiman konsekrasi. Tuhan menyapa dan memeluknya dengan lembut, mengangkat semua kekecewaan dan beban, lalu menggantikannya dengan sukacita dan kerinduan yang luar biasa akan Dia. Ia benar-benar merasakan bahwa Tuhan mengasihinya secara luar biasa dan ingin membagi kebahagiaan tersebut dengan orang lain lewat keberadaannya dan dengan mensyukuri segala sesuatu yang telah terjadi di dalam hidupnya. (Cr)

Apakah saya merasa bahagia karena kasih Tuhan? Apakah saya sudah membagikan kebahagiaan itu kepada sesama?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *