Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 11 September 2024

1 Kor 7:25-31
Mzm 45:11-12,14-17
Luk 6:20-26

Bahagiakah aku?

Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. – Luk 6:20b

Semua orang ingin hidup bahagia. Apakah ukuran kebahagianku? 

Ternyata setiap orang memiliki ukuran bahagianya masing-masing. Kebanyakan orang mengira kebahagiaan adalah hidup tanpa masalah, tanpa hambatan, tanpa persoalan, dan selalu dengan hal-hal yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya, tidak seorangpun hidup tanpa masalah.

Apakah kebahagiaan itu ada pada kekayaan, kedudukan, karir, ataupun popularitas? Mungkin, tapi itu tidak akan bertahan lama ataupun selamanya. Banyak berita orang yang berkelimpahan hidupnya namun memutuskan untuk bunuh diri, karena terjebak dalam kekosongan, kesepian, dan kehampaan dalam dirinya.

Jadi, apa itu kebahagiaan sejati? Seperti bacaan Injil hari ini dan yang aku yakini yaitu tinggal dalam kebenaran sabda Tuhan, memiliki rasa cukup dan bersyukur atas kasih yang berkelimpahan dari-Nya. Jika hidupku berfokus pada Tuhan, maka aku selalu dapat melihat hal baik di dalam segala peristiwa sekalipun yang menyakitkan. Ketika kita meletakkan kebahagiaan pada Tuhan dan bukan pada keadaan, maka kebaikan Tuhan dapat dirasakan meski di tengah pergulatan hidup.

Mari kita menghidupi doa yang didaraskan oleh St. Theresia Lisieux: “Yesus, tolong aku menyederhanakan hidupku dengan belajar apa yang Kau inginkan dariku, menjadi orang yang seperti apa dan belajar menjadi orang itu.” (TL).

Di mana aku meletakkan kebahagiaan diriku?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *