Tahun 2024 adalah tahun yang sangat sibuk di pekerjaan untuk saya dan suami. Di awal tahun, suami saya dipercayakan untuk memegang satu project besar yang akan menjadi masa depan perusahaannya. Lalu saya di bulan Mei tahun ini, dipromosikan menjadi Senior.
Kami bersyukur untuk kesempatan yang diberikan kepada kami walau artinya workload kami menjadi jauh lebih banyak karena tanggung jawab kami semakin besar. Suami banyak terlibat di presentasi dan meeting penting dengan petinggi-petinggi perusahaannya, dan beberapa kali dia juga diterbangkan untuk site visit ke lokasi proyeknya.
Sedangkan di pekerjaan saya, tanggung jawab terbesar saya adalah mengkoordinasi tim yang berjumlah sepuluh orang dan memastikan day to day business and payroll processing is going well. Volume pekerjaan tim saya sangat tinggi dengan pace yang sangat cepat. So really there is no time to rest.
Pekerjaan saya dan suami punya tantangannya masing-masing. Di awal suami saya dipilih untuk memegang project ini, dia sebenarnya ragu. Dia bilang ke managernya kalau ada orang lain yang lebih berpengalaman, mungkin pilih orang itu saja. Jangan dia. But nope he still got chosen. Dengan skala project yang sangat besar, besar juga challenge yang dihadapi suami saya. Setiap orang ada mau dan opininya masing-masing, yang tidak jarang menimbulkan benturan. Dia yang seorang conflict avoider, belajar untuk menghadapi konflik and how to manage it.
Kebalikan dengan suami saya yang conflict avoider dan cinta damai, saya orangnya tidak apa-apa dengan konfrontasi. I will speak out if something is not right. I am also impulsive and reactive. Dan disitulah karakter saya banyak dibentuk di role yang sekarang. Saya belajar sabar menghadapi berbagai tipe manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Saya belajar untuk tidak impulsive dan reactive setiap kali ada hal yang saya tidak sukai. Be quick to hear, slow to speak, slow to anger (James 1:19-20).
Lewat semua tantangan ini, saya dan suami merasakan bagaimana Tuhan mau membawa kami level up, bukan hanya dari segi technical skill, namun juga soft skill dan karakter kami dibentuk. God is continually chiseling, moulding us into what He created us to be. Though at times, the pressure is intense and more than we think we can bear, but we know that in all things God works for the good of those who love Him. All we need to have is a mouldable heart and attitude. Let the Potter do His work and trust that He has our best interest at heart.
Isaiah 64:8 “Yet you, Lord, are our Father. We are the clay, you are the potter; we are all the work of your hand.”
God Bless (AS)
No responses yet