Delapan minggu sudah saya menjalani role baru saya di pekerjaan sebagai acting Supervisor. Tujuh minggu lagi menuju garis finish di akhir bulan Maret. Ya sudah setengah jalan lebih.

Saya tidak akan berkata cepat juga sudah delapan minggu karena kenyataannya delapan minggu ini terasa sangat panjang. Delapan minggu yang penuh dengan pembelajaran dan pembentukan karakter. Ada hari-hari kemenangan, ada hari-hari kegagalan.

Satu bulan pertama adalah masa terberat. Saya harus memimpin sebuah tim yang kondisi mental orang-orangnya sedang anjlok. Sangat dimengerti karena kita semua kehilangan leader kita secara tiba-tiba. Saya pun masih memproses semua perasaan saya dan kalau boleh memilih saya juga inginnya ‘berduka’ sedikit lebih lama. Namun apa daya, tugas dan panggilan sebagai seorang pemimpin ada di depan mata. Tidak ada waktu untuk berlarut-larut dalam kesedihan.

Saya banyak dibentuk delapan minggu ini. Technical skill saya bertambah dan juga leadership skill. Tim saya berjumlah 10 orang dengan rentang usia 27-62 tahun. Generasi baby boomer, X, Y, Z semua ada di tim saya. Terbayang ya diverse personalitiesnya. Di hari-hari biasa saja pasti ada ributnya. Ini ditambah kondisi mental lagi down, orang-orang menjadi super sensitif. Disenggol sedikit marah, ditegur sedikit karena memang dia salah langsung gak senang dan mengancam mau resign.

Di tengah kondisi tim yang penuh huru hara ini, saya merasa Tuhan mau mengajar saya untuk menjadi seorang peace maker. Dalam arti tidak terbawa suasana, berusaha adil dan tidak memihak. Romans 12:2 said “Do not copy the behaviour and customs of this world, but let God transform you into a new person by changing the way you think. Then you will learn to know God’s will for you, which is good and pleasing and perfect.”

Kalau saya yang terbatas leadership skillnya bisa bertahan sampai hari ini semua karena Tuhan. Tuntunan dan bimbingan Roh Kudus nyata adanya. One day I had this urge to treat my Team for a coffee. Little did I know, some people really needed the coffee that morning. Another example, one day, out of the blue, I offered one of my Team member to work from home that day. She was so thankful for my offer because she had family visiting from overseas and working from home means she can spend more time closely with the family. Tuhanku ajaib ya!!

Seven more weeks to the end of this role. All is well in God’s hands! “So I say, let the Holy Spirit guide your lives. Then you won’t be doing what your sinful nature craves.Galatians 5:16.

God Bless (AS)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *