Bulan ini adalah waktunya Quarterly Business Review (QBR) di kantor. CEO dan CFO dari Head Office datang ke site dan memaparkan progress bisnis selama tiga bulan terakhir. Hasilnya WA site termasuk yang stagnan. Pengeluaran di akhir tahun cukup banyak lantaran kami sedang memonitor banyak produk yang kami hasilkan. Ratusan samples kami kirim ke lab setiap hari untuk uji mikroba demi memastikan makanan yang kami hasilkan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Selain itu, banyak bahan baku yang kelebihan order atau tidak termonitor dengan baik dari tim procurement sehingga banyak yang harus saya reject dan saya buang lantaran sudah tidak bisa dipakai.
Suasana yang hectic ini membuat banyak perselisihan di kantor karena setiap department berusaha melindungi diri mereka. Meskipun tidak terang-terangan, tapi selalu ada alasan untuk menyalahkan Quality Assurance (QA) Department, termasuk saya.
Ini membuat saya kuatir.
Di benak saya, saya bertanya-tanya apakah memang saya terlalu keras dan sulit diajak kompromi. Tapi, kan memang tugas saya untuk tegas dan memegang prinsip apabila bahan baku tidak layak pakai.
Saya juga jadi sering bertanya-tanya apakah memang saya terlalu vokal. Karena dari semua site, memang hanya WA site yang berani menekan supplier yang nakal. Sampai-sampai ada anggapan bahwa saya menyulitkan hidup tim lain.
Di tengah-tengah masa probation, saya merasa tidak aman. Sempat terpikir, mungkin saya harus belajar kompromi dan lebih mengakomodasi. Tapi kalau mulai kompromi, ujung-ujungnya pasti akan terus dimanfaatkan. Ibaratnya, sekali boleh, ke depannya juga pasti boleh. Selama ini, saya juga mendapatkan reaksi yang beragam dari GM saya di kantor. Kadang saya merasa dia mendukung, tapi sering saya merasa dia juga ikut menyulitkan. Karena ya, pada akhirnya semua nya tentang uang.
Namun, di sinilah Tuhan tunjukkan kebaikannya.
Di QBR kali ini, GM saya memberikan apresiasi khusus di depan CEO dan CFO kantor. Dalam pandangannya, apa yang saya lakukan justru sangat tepat. Apabila tidak dikontrol dari awal, akan lebih banyak kerugian yang ditanggung perusahaan. Memang jadinya banyak bahan terbuang, tapi akar masalahnya harus dicari tahu dan diperbaiki. Business QA Manager dari Head Office juga mengirimkan email singkat yang mengapresiasi semua kinerja saya. Padahal orang ini terkenal sangat perfeksionis dan galak.
Mendengar apresiasi di waktu yang tidak saya sangka ini membuat saya bersyukur. Toh sebenarnya saya tidak mengharapkan apapun selain bekerja dengan sepenuh hati. Tapi di sini saya tahu bahwa Tuhan tidak pernah tertidur. Tugas saya hanyalah melakukan yang terbaik seberapa pun sulitnya, dan sisanya urusan Tuhan. Prinsip saya adalah I’m not here to be liked, but to be responsible for what God has entrusted me, yaitu my role and my job.
Dan tepat hari Jumat kemarin saya lolos probation. Saya hanya bisa bersyukur untuk penyertaan dan kekuatan Tuhan yang tidak pernah berakhir.
Sebab mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk menunjukkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia (2 Taw 16:9)(IVO)
No responses yet