Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 14 Maret 2025

Yeh 18:21-28
Mzm 130:1-8
Mat 5:20-26

Sikap Batin

tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. – Mat 5:24

Menurut Yesus, nilai ibadat sangat tergantung dari sikap batin atau keadaan hati. Jika di dalam hati masih tersimpan dendam, permusuhan atau kejengkelan, maka bagi-Nya ibadat kita tidak mempunyai arti. Karena itu kita harus berdamai dulu sebelum mempersembahkan kurban. Banyak orang mengira bahwa hanya ibadat yang dilakukan secara formal baru akan mendapat berkat dari-Nya. Ada orang yang setiap hari mengikuti perayaan Ekaristi tanpa memeriksa batin lebih dahulu. Padahal di rumah selalu bermusuhan dengan anggota keluarga lainnya. Banyak yang belum menyadari arti dosa, bahkan ada yang mengatakan dirinya tidak punya dosa. Mencurahkan hidup pada hal duniawi dan menyembah berhala (percaya pada takhayul) juga sebenarnya berarti menyingkirkan dan menukar-Nya.

Firman-Nya hari ini mengingatkan kita untuk mempersembahkan yang baik dan kudus karena Ia sendiri kudus adanya. Kudus berarti diri kita haruslah bersih dan terarah pada-Nya, tak ada lagi dendam dalam hati. Sebagai murid-Nya, saya harus bisa menjaga hati. Memang terkadang dalam pelayanan ada rasa iri, sombong, egois; namun itu hanya akan membuat pelayanan menjadi sia-sia. Hati yang bersih merupakan cerminan hidup sebagai murid-Nya. Dengan demikian, pelayanan baru bisa mendatangkan berkat bagi sesama dan terutama memuliakan nama-Nya. (Iv).

Mari memiliki sikap batin yang baik agar pelayanan dan persembahan kita berkenan di hadapan-Nya.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *