Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Jumat, 13 Juni 2025

Pw St. Antonius dr Padua

2 Kor 4:7-15

Mzm 116:10-11,15-18

Mat 5:27-32

Kasih

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. -2 Kor 4:10

Kematian Yesus adalah jalan bagi manusia untuk hidup kembali dari alam maut (dosa), dan jalan tersebut Ia berikan sebagai anugerah dengan cuma-cuma.

Apakah makna kalimat “diberikan dengan cuma-cuma”? Pemberian cuma-cuma adalah pemberian yang dilakukan tanpa pembayaran, atau tanpa syarat apa-pun. Bisa juga diartikan sebagai pemberian yang dilakukan secara ikhlas atau rela sebagai hadiah, misalnya pemberian berupa barang-barang, atau bisa pula tiket menonton bioskop/tiket perjalanan liburan. Pemberian/hadiah cuma-cuma diberikan biasanya karena ada ikatan batin yang baik antara pemberi dan penerima. Contoh sederhana saat saya diberi makanan oleh tetangga. Ketika menerimanya, dalam benak saya spontan berniat bahwa saya pasti akan memberikan sesuatu kepada tetangga tersebut sebagai rasa terima kasih atas perhatiannya kepada saya. 

Demikian pula hadiah keselamatan yang Allah berikan dengan cuma- cuma kepada kita, sudah selayaknya kita mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada-Nya. Tetapi bagaimana cara kita berterima kasih kepada-Nya atas hadiah keselamatan tersebut? Kita sadar bahwa Allah tidak memerlukan pembalasan apa-apa dari kita, karena Ia sebenarnya tidak membutuhkan apapun. Maka cara kita berterima kasih adalah dengan melakukan kehendak-Nya, memberikan diri agar bermanfaat bagi orang lain, dan terus membangun sikap takut akan Dia dalam perkataan dan perbuatan. 

Allah hanya ingin kita hidup untuk menggambarkan kasih-Nya, seperti Ia yang selalu mengasihi kita, apapun adanya kita. Mari hidup di dalam kasih , seperti Allah yang adalah kasih. (In).

Dengan apa kan ku balas segala kebaikan-Mu?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *