Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 04 Juni 2016

2Tim 4:1-8
Mzm 71:8-9,14-17,22
Mrk 12:38-44

Hati Tersuci Santa Perawan Maria

BUNDA MARIA BUNDA GEREJA

Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah. – Luk 2:41

Setiap ibu pasti merasa kuatir jika anaknya tiba-tiba hilang. Reaksi yang terekspresikan tentu bisa berbeda-beda, mungkin ada yang mengomel, ada yang menangis, ada yang sibuk mencari. Di jaman yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan gadget dan tehnologi ini, berita kehilangan akan langsung tersebar dalam hitungan detik. Mungkin kitapun pernah mengalami ketika dalam waktu singkat, kita menerima berita kehilangan yang sama hingga berulang kali. ‎

Namun situasi dan kondisi yang dialami oleh Yusuf dan Maria sangatlah berbeda. Mereka harus menempuh perjalanan yang panjang untuk mencari Yesus. Pasti mereka mengalami rasa lelah, haus, lapar yang amat sangat. Bahkan ketika mereka kemudian menemukan Yesus di Bait Allah, mereka harus menerima sikap Yesus yang seolah tidak peduli dengan kesusahan hati mereka.

Jika orang tua jaman sekarang, pasti anaknya langsung dimarahi atau ditampar karena ucapan seperti itu. Namun Bunda Maria hanya menyimpan semua itu dalam hatinya. Sekalipun mungkin ia merasakan hatinya pedih, tapi ia tetap menunjukkan kerendahan hatinya dan berbesar hati menerima teguran putranya.

Sosok Maria yang juga adalah Bunda Tuhan digambarkan begitu bersahaja dan rendah hati. Mengapa kita tidak meneladani sikap Maria ini dalam kehidupan kita sehari-hari dalam perjalanan kita mengikuti Tuhan? Terkadang kita seolah memaksakan diri untuk mengerti segala sesuatunya sehingga kita lupa bahwa kita ini sangat kecil dan terbatas. Sadarlah, bahwa Tuhan teramat besar untuk dapat kita mengerti sepenuhnya. Bagian kita adalah menerima dan percaya, bahwa setiap detil hidup kita adalah bagian dari rencana-Nya yang besar. (Ld)

Tuhan, ajarku untuk memiliki hati seperti Bunda Maria.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *