Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 1 Juli 2025
Kej 19:15-29
Mzm 26:2-3,9-12
Mat 8:23-27
Kasih Allah
…”Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. – Mat 8:26
Dari TK hingga lulus SMA saya bersekolah di sekolah katolik yang cukup besar, dimana sistem pendidikan di sana cukup klasik. Seorang guru bertanggung jawab atas 40-50 anak dalam satu kelas. Bisa anda bayangkan ketika guru merasa kesal pada murid yang tidak fokus dan hanya ngobrol di kelas, secara otomatis sebuah kapur akan melayang dan apabila sang guru merasa jauh lebih kesal lagi, maka penghapus papan tulis juga bisa melayang. Meskipun banyak cerita lucu saat saya mengenang cerita di sekolah, namun ada juga pengalaman tidak menyenangkan yang membekas dalam diri saya. Hal itu yang menyebabkan saya tidak menyekolahkan anak-anak saya ke sekolah dengan sistem pendidikan seperti itu.
Namun, Tuhan punya agenda sendiri untuk saya. Saat ini, saya bekerja di sekolah Katolik yang cukup tua dan besar. Saat pertama kali saya ditawari pekerjaan ini, saya langsung menerimanya karena secara logika saya merasa mampu, namun di sisi lain, hati saya merasa sangat tidak enak. Ada perasaan ragu, antara tahu persis ini kesempatan dari Tuhan, namun juga ada rasa bimbang yang jelas di situ. Setelah saya jalani, ternyata Tuhan mau memproses saya di tempat itu. “Angin ribut” itu sering sekali mengganggu saya baik itu perasaan lelah, perasaan tidak mampu menghadapi anak-anak, bahkan berulang kali saya merasa terombang ambing. Namun, saya bersyukur berkat saya merapat pada Tuhan entah itu lewat doa maupun saat teduh, hati saya menjadi tenang. Setahun, dua tahun, tiga tahun hingga saat ini saya sudah berada di tahun ke lima, perahu saya sudah menjadi jauh lebih tenang. Bagaimana dengan perahumu? (AS).
Tuhan, tolonglah saya yang kurang percaya.
No responses yet