Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Kamis, 14 Agustus 2025

Pw St. Maksimilianus Maria Kolbe

Yos 3:7-10a; 11:13-17

Mzm 114:1-6

Mat 18:21 – 19:1

Wujud Kasih

Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. – Mat 18:27

Pengampunan itu bukan berbicara soal siapa yang benar atau salah. 

Pengampunan tidak bergantung pada seberapa besar rasa sakit yang kita rasakan, atau seberapa dalam kemarahan dan dendam yang berkecamuk di hati. Pengampunan adalah soal kasih, seberapa besar kasih yang dimiliki sehingga mampu menutupi luka dan memberi ruang untuk melepaskan. Orang yang memberikan pengampunan harus memiliki hati yang lapang dan kasih yang matang untuk bisa tetap berbuat baik kepada orang yang telah menyakiti kita. Apalagi jika luka yang ditinggalkan begitu dalam dan menyisakan trauma. Jika kita hanya berfokus pada rasa sakit itu, kita akan sulit mengampuni. Namun, mari kita belajar dari Yesus. Dia yang begitu menderita pun tetap memilih untuk mengampuni .Bahkan saat Ia disalib, Ia masih memberikan tubuh-Nya untuk menjadi roti kehidupan bagi kita semua.

Saya teringat akan perkataan seorang Romo tentang Devosi Hati Kudus Yesus: “Mencintai hingga terluka.” Seperti tertulis “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat- sahabatnya.” – Yoh 15:13. Yesus telah menunjukkan kasih yang sempurna. Ia begitu mengasihi kita hingga rela memberikan diri untuk menyelamatkan kita, padahal kita sering kali menyakiti hati-Nya.

Kasih-Nya menyembuhkan luka- luka saya sehingga dapat berdamai dengan masa lalu. Saya belajar menerima kenyataan bahwa hati ini pernah terluka cukup dalam tapi telah disembuhkan secara sempurna, dan siap melangkah dengan hati yang baru. Dengan demikian saya pun memiliki keberanian lagi untuk mengasihi karena saya telah diberikan hati yang sanggup untuk mengasihi dan mengampuni. Semoga kasih Yesus juga menguatkan saudara untuk dapat mengampuni sesama yang lain. (Cr).

Mari menatap kembali salib-Nya, dan belajar dari kasih-Nya yang tak bersyarat.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *