Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 15 September 2025
Pw SP Maria Berdukacita
1 Kor 12:31 – 13:13 / Ibr 5:7-9
Mzm 33:2-5,12,22
Luk 2:33-35 atau Yoh 19 25-27
7 Dukacita Maria
..berkatalah Ia kepada ibu-Nya:“Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” … – Yoh 19:26-27
Tuhan Yesus menyampaikan bahwa Bunda Maria juga merupakan ibu kita. Seorang Ibu yang saat itu menyaksikan Puteranya yang menderita amat sangat di depan matanya. Mari kita ingat dan renungkan kembali dukacita yang dialami Bunda Maria mulai dari saat Yesus masih kanak-kanak hingga wafat-Nya di salib;
1. Nubuat Nabi Simeon; saat Simeon dan Hana berjumpa Bunda Maria yang mempersembahkan kanak-kanak Yesus di Bait Allah; bahwa sebuah pedang akan menembus jiwa Maria (melambangkan hati yang hancur).
2. Pengungsian ke Mesir tak lama setelah Maria melahirkan Yesus. Ketika itu Herodes berencana membunuh kanak-kanak Yesus, dan melalui mimpi, malaikat memberitahukan Yusuf supaya mereka segera mengungsi.
3. Hilangnya Yesus di Bait Allah; yang menunjukkan kecemasan Maria sebagai seorang ibu.
4. Perjumpaan Bunda Maria dengan Yesus yang begitu menderita, saat Ia menjalani hukuman mati, tanpa mampu menolong-Nya.
5. Saat Yesus disalibkan; kepedihan Bunda Maria menyaksikan Puteranya meregang nyawa di kayu salib, sesuai yang dinubuatkan Simeon.
6. Bunda Maria memangku jenazah Yesus; penderitaan yang dalam seorang ibu menangisi jenasah Puteranya.
7. Saat jenazah Yesus dimakamkan; kesedihan terhadap suatu perpisahan dengan cara yang menyakitkan.
Saat mengalami titik terendah dalam hidup, perasaan sedih, hancur, sendirian, terhina, mari kita ingat teladan Bunda Maria yang telah lebih dulu mengalami semua penderitaan itu, namun tetap dalam sikap tenang dan setia kepada-Nya. Menangislah saat harus menangis, namun tetaplah datang kepada Tuhan, dan berdoalah bersama Bunda Maria untuk menerima rahmat pemulihan-Nya. (In).
Bunda Maria terimakasih untuk teladanmu dan doakanlah kami.
No responses yet