Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 18 Oktober 2025
Pesta St. Lukas, PengInj.
2 Tim 4:10-17b
Mzm 145:10-13,17-18
Luk 10:1-9
Sudah sembuhkah aku?
Dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. – Luk 10:9
Santo Lukas pengarang Injil semasa hidupnya adalah seorang dokter, dan telah menyembuhkan banyak orang sakit, ia juga merupakan teman setia Paulus dalam perjalanan misinya, menemani Paulus saat berada di penjara, dan Santo Lukas juga dihormati sebagai pelindung pelukis.
Ketika menilik perjalanan hidup saya hingga hari ini, saya telah mengalami berbagai kesembuhan, baik fisik ataupun hidup rohani saya. Dahulu, saya hanya memegang teguh prinsip jangan sampai merugikan orang lain, itu sudah cukup. Namun pada suatu waktu, Ia menyentuh pribadi saya menjadi seorang yang merasa selalu haus akan Dia dan merasakan sukacita yang berlimpah saat berjumpa secara pribadi dengan-Nya. Hal ini pula yang membuat saya selalu berusaha melakukan setiap tugas dan tanggung jawab saya dengan sepenuh hati dan sebaik mungkin, sebagai ungkapan kasih pada Allah. Itulah kesembuhan batin yang saya alami.
Saya yang dulunya cenderung berpikir negatif terhadap orang lain, perlahan pula Ia pulihkan sehingga saya pun semakin hidup dengan damai dan terus berusaha agar bermanfaat untuk orang lain. Yang tak kalah penting adalah saya mengerti apa tujuan hidup di dunia ini. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas apa yang saya alami, hingga pada akhirnya saya dapat melihat nilai-nilai positif dari setiap momen hidup saya. Saya percaya, ketika disembuhkan-Nya maka buah-buah yang baik itu akan dirasakan oleh orang lain dan ia pun akan mengalami kesembuhan dari pada-Nya.
Dari pengalaman pribadi saya tersebut, kutipan Injil hari ini pun mengajak kita untuk menjadi perantara kesembuhan bagi orang lain. Marilah kita sambut undangan Tuhan, jadikan hidup kita untuk menghidupkan orang lain, menyembuhkan orang lain, melalui tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Mintalah kesembuhan diri sendiri dulu, agar kemudian bisa menularkannya kepada yang lain. (In).
Tuhan tiliklah hatiku, apakah masih ada sisi hidup saya yang belum sembuh?
No responses yet