Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 9 November 2025
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Yeh 47:1-2,8-9,12
Mzm 46:2-3,5-6,8-9
1 Kor 3:9c-11,16-17
Yoh 2:13-22
Penjual di Gereja
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” – Yoh 2:16
Di area halaman gereja, bahkan di luar pagar, kerap kita menjumpai para penjual yang menjajakan makanan dan minuman. Demikian pula saat saya masih mahasiswa, setiap hari Minggu pasti saya akan bertemu sosok seorang ibu, sebut saja namanya ibu MT yang berjualan diarea luar Gereja St. Maria Assumta Babarsari Yogyakarta. Usianya saat itu mungkin sekitar 50 tahun. Dari informasi yang saya terima, kegiatan berjualan di gereja itu adalah pekerjaan utama atau satu-satunya yang bisa dilakukan oleh ibu MT untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya, serta membiayai sekolah dan kuliah anak-anaknya.
Injil Minggu ini menceritakan bagaimana Yesus marah dan mengusir para pedagang serta penukar uang di Bait Suci. Tindakan tegas ini tentu memiliki alasan sesuai konteks saat itu. Berdasarkan beberapa sumber bacaan, para pedagang dan penukar uang bisa berjualan di dalam Bait Suci karena diizinkan oleh imam-imam kepala, yang ternyata menerima sejumlah uang pungutan. Selain itu, para penukar uang memungut biaya jasa penukaran dengan tidak wajar. Praktik kotor seperti inilah yang membuat Yesus mengambil tindakan tegas.
Namun, kita juga tahu bahwa Yesus, di banyak kesempatan lain, menunjukkan belas kasih kepada orang miskin, menderita, bahkan para pendosa. Yesus tidak anti kepada orang yang berjualan untuk hidup, seperti Ibu MT yang bekerja dengan jujur dan layak. Tetapi Yesus menentang segala bentuk ketidakadilan, penyalahgunaan kuasa, dan eksploitasi yang terjadi di rumah Allah.
Sahabat terkasih, peristiwa ini mengingatkan kita bahwa belas kasih dan ketegasan bisa berjalan beriringan. Kita dipanggil untuk mengasihi dan menolong sesama, namun juga berani menolak dan melawan segala bentuk ketidakadilan, terutama yang merusak kekudusan dan kemurnian hati. (BS).
Mari kita mendoakan para penjual di zaman modern ini, bagi mereka yang telah bekerja secara baik dan benar dengan berbagai latar belakang kondisi kesulitan mereka.
No responses yet