Hari Selasa kemarin, jadwal kerja saya dimulai lagi. Hari itu saya diharuskan terbang ke Darwin dan melanjutkan dengan penerbangan ke Christmas Island. Cuaca hari itu diramalkan cerah dan tidak berawan, jadi seharusnya penerbangan ke kedua destinasi akan berjalan dengan lancar. Seperti biasa, saya berdoa agar perjalanan selalu diberkati dan berterima kasih atas penyertaan Tuhan selama perjalanan.

Perjalanan ke Darwin berjalan lancar, tidak ada turbulensi maupun masalah. Tetapi perjalanan dari Darwin menuju Christmas Island sedikit berbeda. Di pertengahan perjalanan, saya merasakan turbulensi dan pesawat berguncang-guncang. Yang bisa saya lakukan hanyalah kembali berdoa. Setelah selesai berdoa, saya melihat dari jendela bahwa awan begitu tebal dan angin bertiup sangat kencang.

Namun yang menarik perhatian saya saat itu adalah burung-burung yang terbang melayang mengikuti tiupan angin kencang di bawah awan-awan tersebut. Saya seperti diingatkan akan ayat Yesaya 40:31“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Dari ayat itu kita belajar bagaimana burung rajawali menghadapi badai yang datang menghampirinya, dan justru menggunakan badai itu untuk keuntungannya. Dalam kehidupan ini, saat kita menghadapi badai kehidupan dan segala tantangannya, sering kali fokus kita tertuju pada masalah itu, bukan pada sumber kekuatan yang sanggup membawa kita keluar dari badai tersebut yaitu Tuhan kita.

Marilah saat ini kita belajar untuk tidak berkata, “Tuhan, aku punya badai hidup yang besar”, tetapi katakanlah kepada badai hidup kita, “Hai badai hidup, aku punya Tuhan yang Mahabesar!” (ANT)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *