Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Senin, 1 Desember 2025

Pw B. Dionisius dan Redemptus, Biarw.Mrt.Indonesia

Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6

Mzm 122:1-4a, (4b-7), 8-9

Mat 8:5-11

Bri’kan Hati-Mu

Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. – Mat 8:10

Sedalam apa imanku kepada-Nya? Sebuah pertanyaan reflektif yang bisa kita renungkan bersama. Ketika kita berbicara tentang iman, dari jaman perjanjian lama, jaman Yesus, dan saat ini, semua memiliki kesulitan dan tantangan yang sama sesuai dengan perkembangan masing-masing jaman, dan hendaknya kita memiliki spirit yang sama dengan para pendahulu kita, yaitu para Rasul Yesus.

Iman tidak lepas dari yang namanya kecewa, gesekan, sakit atau menyakiti baik secara sengaja ataupun tidak, yang pasti akan terjadi dalam suatu relasi entah dalam kelompok ataupun relasi personal, dimana dari gesekan yang terjadi akan menimbulkan rasa jengkel dan amarah kepada orang lain. Situasi seperti itu adalah saatnya kita diuji apakah kita sudah layak untuk disebut sebagai anak-anak Allah.

Ada kalanya saya pun mengalami hal tersebut, tentu tidak serta merta saya dapat langsung bangkit, hati pulih dan penuh kasih kembali terhadap orang yang membuat saya jengkel atau marah. Saya sadar hati saya mudah retak, butuh waktu untuk menyatukan kembali retakan-retakkan tersebut, dan ketika pulih pun akan meninggalkan bekas. Namun demikian, saya tidak ingin tinggal di dalam kesakitan. 

Setidaknya saya akan terus datang kepada Tuhan memohon Rahmat untuk pulih karena saya tidak mampu melakukannya sendiri, dan kemudian belajar membangun kasih kembali dengan orang tersebut secara perlahan.

Itulah perjalanan iman kepada Allah. Mempercayakan hidup kepada-Nya akan menjadikan hidup kita menjadi suatu perjalanan untuk menjadi kasih-Nya. Iman tidak hanya berbicara tentang bagaimana kita menerima mukjizat yang kita inginkan, namun juga bagaimana kita berjuang menuju keserupaan dengan-Nya yaitu kudus dan berbelas kasih. (In).

Allah Bapa, berikan kami hati seperti hati-Mu agar kami mampu senantiasa memiliki hati yang penuh belas kasih.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *