Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 18 Desember 2025
Yer 23:5-8
Mzm 72:1-2,12-13,18-19
Mat 1:18-24
Taat Pada Perintah-Nya
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. – Mat 1:24
Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan-Nya, yang memiliki hati nurani. Menurut KBBI, hati nurani adalah perasaan hati yang sedalam-dalamnya, atau hati yang telah mendapat cahaya Tuhan. Hati nurani juga merupakan potensi yang mengilhami kebaikan dan mendorong seseorang melakukan kebaikan, meski terkadang sifatnya sebagai panggilan, teguran maupun peringatan.
Manusiapun adalah mahkluk yang lemah, sering melakukan kompromi bahkan mengabaikan suara hati tersebut. Seperti yang pernah saya alami, ketika tiba-tiba ada seorang wanita tua yang tak dikenal datang menghampiri dan meminta uang untuk mengisi perutnya. Memang pada waktu itu, saya sedang memiliki uang dua puluh ribu rupiah yang rencananya akan saya pakai untuk makan di warung. Saya merasa “galau”, karena pikiran yang macam-macam termasuk kemungkinan menunda makan siang sendiri.
Dalam refleksi iman, rasa galau itu akan selalu ada ketika kita masih mau mendengarkan suara Tuhan. Mungkin suatu saat kita tidak akan mendengar suara hati itu jika sering mengabaikan ataupun sudah menjadi kebiasaan menolaknya.
Pasti ada juga suara pembenaran lain yang sering membenarkan berbagai alasan untuk tidak melakukan tindakan kasih atau tidak taat pada perintah Tuhan.
Maka jika kita sudah kebal dengan suara hati ini, hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi jauh bahkan bisa terputus karena kita tidak lagi mendengar suara-Nya. Hubungan kita dengan sesama juga bisa memburuk karena kecenderungan manusia merasa benar dengan pemikiran dan keegoisannya sendiri. Bagaimanakah dengan dunia dan diri kita? (MD).
Bapa yang penuh kasih, ampunilah aku yang sering berkompromi dan kurang mendengarkan suara-Mu?
No responses yet