Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 1 Januari 2026
Hari Raya SP Maria Bunda Allah
Bil 6:22-27
Mzm 67:2-3,5,6,8
Gal 4:4-7
Luk 2:16-21
Diam Bersama Maria
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. – Luk 2:19
Awal tahun seringkali diisi dengan banyak harapan, rencana, dan juga keraguan. Di zaman modern seperti sekarang, kita mudah tergoda untuk membagikan segala sesuatu kepada dunia melalui media sosial; mulai dari rencana, keinginan, sampai pergumulan, seolah-olah dunia mampu memberikan jawaban yang dicari. Namun, Bunda Maria menunjukkan jalan yang berbeda; ia menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya di hadapan Allah. Maria tidak sepenuhnya mengerti semua yang sedang terjadi: kelahiran Puteranya di kandang, kedatangan para gembala, pesan para malaikat, dan masih banyak lainnya.
Kehendak Allah memang tidak selalu mudah dimengerti. Namun, Maria tidak tergesa mencari jawaban ke luar; ia memilih untuk berdiam bersama Allah, mempercayakan segalanya kepada-Nya. Dalam keheningan hatinya, Allah bekerja dan menyingkapkan rencana-Nya sedikit demi sedikit, dengan cara-Nya dan pada waktu-Nya.
Mungkin kita pun berada dalam masa yang penuh ketidakpastian: takut untuk berharap, lelah karena tidak mengerti jalan hidup kita, atau enggan menatap tahun baru dengan pengharapan. Atau mungkin kita tergoda untuk mencari jawaban dari dunia, mengandalkan diri sendiri atau manusia lainnya. Tetapi Maria mengajak kita untuk datang kepada Puteranya, Yesus, dengan apa adanya. Yesus sungguh tertarik pada hidup kita: pada luka, keraguan, dan kerinduan terdalam hati kita. Tidak perlu selalu terlihat “kuat” di hadapan dunia, apalagi di hadapan-Nya. Cukup datang dan diam, biarkan Dia yang memulihkan hati kita.
Di awal tahun ini, mari belajar dari Bunda Maria, serta senantiasa menatap wajah Yesus di tengah badai hidup. Biarlah Dia menjadi tempat pertama kita dalam mencari penghiburan, jawaban, dan kekuatan. Sebab hanya di dalam Dia, kita memperoleh kedamaian yang sejati. Ambil waktu sejenak untuk menilik ke kedalaman hati, apakah sepanjang tahun ini, aku perlu belajar untuk “diam di hadapan Allah” Bersama Bunda Maria, dan mempercayakan segala perkara kepada-Nya? (Ai).
Apakah setiap tindakan kulakukan dengan kesadaran penuh?
No responses yet