Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 08 Oktober 2016

Gal 3:22-29
Mzm 105:2-7
Luk 11:27-28

KEBAHAGIAAN YANG SEMPURNA

Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. – Luk 11:28

Setiap orang tentu punya konsep “bahagia” yang berbeda. Ada yang merasa bahagia ketika memiliki segala yang diinginkan, termasuk keluarga, pekerjaan yang mapan, harta benda yang berkelimpahan. Namun sungguhkah perasaan bahagia karena hal-hal tersebut dapat bertahan lama dalam hati kita?

Ketika saya dapat mencapai salah satu impian saya, saat itu saya merasa sangat bahagia. Hati saya begitu penuh dengan syukur kepada Tuhan. Namun setelah semua berlalu seiring berjalannya waktu, perasaan itu semakin pudar hingga akhirnya terasa biasa saja.

Banyak hal yang saya alami yang menurut pikiran saya akan membuat saya bahagia, tapi ternyata perasaan itu hanya berlangsung sesaat. Hanya kebahagiaan dalam lingkup keterbatasan pikiran atau keinginan saya saja.

Tuhan memiliki pandangan yang lain tentang kebahagiaan. Dalam pandangan-Nya, kebahagiaan yang sejati bukan hanya ketika kita berada dalam keadaan baik, diberkati, memiliki segala-galanya, akan tetapi kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita berada di hadirat Tuhan, mendengarkan dan melakukan firman-Nya.

Ada ruang dalam hati kita yang hanya dapat dipenuhi oleh kasih Tuhan Yang Maha Sempurna. Selalu berada dalam persekutuan dengan-Nya, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya yang tidak akan pernah pudar. Marilah kita terus mencari dan membangun kebahagiaan yang dapat kita rasakan selamanya dan dapat kita bawa sampai saat kita kembali kepada Bapa di surga dan masuk ke dalam kehidupan kekal. (In)

Apakah saya sudah merasa bahagia? Apa makna kebahagiaan bagi saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *