Sudah seminggu lalu kita merayakan All Saints Day dan kemudian All Souls Day. Di dua hari ini, saya merenungkan kembali “communion of saints” atau “perkumpulan para Kudus”, kata-kata pengakuan iman Katolik yang termasuk bagian doa “Aku Percaya”.
Perkumpulan para Kudus ini terdiri dari tiga kelompok: the Church Triumphant (those in heaven), the Church Suffering (those in purgatory) dan the Church Militant (those among the living on earth). Artinya adalah tiga kelompok ini adalah bagian dari aatu Tubuh Kristus. Kita adalah bagian dari komunitas satu sama lain, meskipun setelah kita mati dari dunia ini.
Di malam sel sebelum All Saints Day, sel kami setelah pujian penyembahan menonton bersama dokumenter dari Santo Carlo Acutis. Kami juga sama-sama mencoba mengingat kembali bahwa Santa Santo adalah bagian yang penting dalam kehidupan kami sebagai seorang Katolik, karena kita mewarisi nama mereka seumur hidup kita.
Sebelum papa saya meninggal, api penyucian (bukan api pencucian ya, karena itu adalah tempat orang di”suci”kan, bukan di “cuci”) rasanya asing dan tidak terbayang untuk saya. Namun, setelah Papa pergi, saya merasa lebih bisa membayangkan tentang kondisinya. Saya ingat salah satu pengajaran dari Bishop Barron dimana ia menggambarkan api penyucian seperti padang rumput yang lapang, dimana ada tempat-tempat perhentian jalan salib dan orang-orang disana terus menerus berlutut dan berjalan untuk menyucikan dirinya. Banyak kesaksian bilang kalau the Church Suffering tidak dapat berdoa untuk dirinya sendiri, dan karena itu mengandalkan orang-orang di dunia untuk mendoakan mereka.
Kalau saya percaya kuasa doa, semakin direnungkan, perkumpulan para Kudus ini menjadi terasa semakin nyata. Saya yang telah membawa nama Saints seakan-akan didoakan oleh mereka selama perjalanan di dunia dan mungkin juga ketika saya ada di api penyucian, dan kita di dunia pun mendoakan jiwa yang masih di api penyucian. Betapa beruntungnya saya menjadi bagian dari perkumpulan ini.
Melalui permenungan ini, saya mau mengajak teman-teman untuk terus menekuni kehidupan doa, marilah saling mendoakan satu sama lain, sebagai satu tubuh dalam Kristus. Marilah berpengharapan karena mereka yang percaya meskipun sudah meninggal tetap bersekutu dengan kita, dan kita pun mau bersekutu dengan para Kudus di Surga, berjalan menuju kekudusan.(LGA)
No responses yet