Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 2 Maret 2025

Hari Minggu Biasa VIII

Sir 27:4-7
Mzm 92:2-3,13-16
1 Kor 15:54-58
Luk 6:39-45

Perbaiki Kelemahanmu

“Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, setelah itu engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serpihan kayu itu dari mata saudaramu.” – Luk 6:42b

Seberapa sering kita mendengar atau membaca Injil hari ini? Saya sangat yakin bahwa setiap dari kita sudah sangat sering mendengarnya bahkan mungkin sebagian besar dari kita bisa mengingat isi Injil hari ini dengan baik. Dalam Injil Lukas ayat 42 ini, kita diingatkan untuk tidak mudah menghakimi orang lain karena mungkin saja kesalahan atau dosa kita lebih besar dari orang yang kita hakimi.

Father Warner D‟Souza dari India memberikan pengertian lain yang menarik mengenai ayat ini. Setiap manusia memiliki kelemahan, baik itu kelemahan dalam pikiran (sering berpikir yang tidak baik), perkataan, perbuatan maupun kelalaian. 

Ayat 42 dalam Injil hari ini, menekankan pribadi kita sebagai pengikut Kristus. Yesus ingin mengajak kita untuk berefleksi dan meneliti kelemahan kita. Saat kita menyadari kelemahan yang kita miliki maka kita tidak mudah untuk merendahkan atau mengkritik orang lain. Jika kita merasa bahwa saya adalah orang yang “sempurna”, maka kita mudah untuk menyalahkan orang lain. Yesus menantang kita untuk memakai ukuran yang sama pada diri sendiri saat kita menilai orang lain. 

Ajakan Yesus untuk berefleksi diikuti dengan aksi nyata hasil refleksi kita masing-masing. Tujuannya ialah agar kita terhindar dari dosa. Sadarkah saudara bahwa “penghakiman” menimbulkan efek domino? Orang yang kita hakimi bisa saja merasa sakit hati dengan perkataan kita, dan biasanya orang yang terluka akan cenderung menyakiti orang yang lain lagi, demikian seterusnya. Dengan melakukan refleksi dan diikuti aksi nyata secara rutin maka hati dan pikiran kita akan dimurnikan sehingga efek domino positif yang akan kita bagikan pada sesama, yakni kasih Kristus sendiri. (Yo).

Kita memiliki kelemahan. Perbaikilah dan jangan dibiarkan.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *