Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Kamis, 6 November 2026

Rm 14:7-12

Mzm 27:1,4,13-14

Luk 15:1-10

Cari atau Biarkan?

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” – Luk 15:2

Menurut pandangan orang Farisi dan ahli Taurat, orang berdosa tidak layak disetarakan dengan mereka bahkan Yesus. Padahal di mata Tuhan semua orang sangatlah berharga, bukan hanya yang baik tetapi juga yang jahat. Orang Farisi dan ahli Taurat merupakan cerminan sebagian besar manusia pada zaman sekarang, yang lebih sering menghakimi dan menghukum sesama daripada memberi pengampunan dan belas kasih. Dengan segala kelebihan yang dimiliki, kita terkadang selalu merasa paling benar di antara orang-orang yang menurut kita hidupnya tidak lebih baik daripada kita.

Saya pernah menemukan kondisi seperti ini dalam pelayanan menggereja. Ada seorang anak muda yang sangat introvert terlibat aktif dalam pelayanan meski hanya membantu mengangkat peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam sebuah acara di gereja. Ia tidak banyak bicara dan jarang sekali terlihat berkomunikasi dengan umat lainnya, karena dia memang merasa nyaman sendirian ketika melakukan sesuatu. Suatu ketika, orang tersebut melakukan kesalahan yang tidak disangka- sangka sehingga menjadi bahan pergunjingan umat lainnya. Hingga saat ini, semakin banyak umat yang membicarakan keburukannya di belakang, tanpa menasehati dan melakukan pendekatan secara langsung, padahal orang tersebut masih semangat melayani. Ketika saya ajak bicara, dia mengatakan bahwa dia sangat senang terlibat aktif di gereja. Sayangnya tidak banyak orang yang peka untuk mengajaknya berdiskusi, mau mendampingi, serta membangun kepribadiannya untuk menjadi lebih baik. 

Semoga kita semua dijauhkan dari sifat ingin terlihat paling baik dan benar di antara orang lain. Semoga kita memiliki pribadi Yesus yang tidak memandang kekurangan atau kesalahan orang lain sebagai batasan untuk bersosialisasi, 

erlebih dalam pelayanan. (AA).

Tuhan, ampunilah kami dan semoga kami pun mampu mengampuni sesama kami. Amin.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *