Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 8 Maret 2025

Yes 58:9b-14
Mzm 86:1-6
Luk 5:27-32

Berhenti Menghakimi

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” – Luk 5:30

Seberapa sering kita bersikap seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dalam bacaan Injil hari ini? Apakah kita juga sama seperti mereka yang suka menghakimi tentang apa yang pantas dan tidak pantas, seolah-olah yang paling benar dan tidak memiliki dosa sama sekali? Benarkah demikian? Atau, apakah justru saat jari kita sibuk menunjuk orang lain yang kita anggap sangat berdosa, sebenarnya kitalah yang lebih berdosa? 

Injil hari ini membawaku untuk merenung. Sudahkah aku hidup dengan benar? Atau, apakah selama ini aku sibuk menilai hidup orang lain? Bergosip dan berkomentar seolah aku yang paling benar. Sibuk menjadi hakim atas perilaku orang lain, menentukan kelayakkan seseorang datang pada Tuhan. Ia datang ke dunia, pertama-tama justru untuk kita yang berdosa. Jadi, sudah seharusnya kita ikut bersukacita saat melihat ada orang yang pernah menjauh dari-Nya (menjauh dari gereja) kembali mendekat. Tentu saja itu bukanlah hal yang mudah. Namun, saat mereka kembali mencoba mendekat, sudah selayaknya kita memberikan dukungan dengan merangkul dan bersikap ramah (tidak mengucilkan) sehingga mereka sungguh bisa merasakan hadirat-Nya dalam diri kita. (Me).

Tuhan, mampukan aku untuk merangkul mereka yang ingin kembali dekat dengan-Mu.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *