Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 8 November 2025
Rm 16:3-9,16,22-27
Mzm 145:2-5,10-11
Luk 16:9-15
Pilihan Hidup
…Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. – Luk 16:13
Bacaan Injil hari ini sangat tegas dan tidak dapat dibantah oleh kita. Yesus dengan jelas menegur, apakah kita sungguh setia kepada-Nya, atau sebaliknya lebih setia kepada mamon (uang). Sewaktu saya mempersiapkan renungan Bahasa Kasih ini, jujur secara pribadi saya juga diingatkan oleh peristiwa beberapa tahun yang lalu dimana saya masih bekerja dikota Palembang. Saat itu, saya berjuang keras untuk mengumpulkan uang guna membiayai pengobatan adik saya yang menderita talasemia (kelainan darah). Saya tidak mau berhutang sana sini untuk biayanya dan saya juga tidak rela menjual harta benda kami untuk membayar biaya pengobatannya. Karena alasan itulah, saya rela mengabaikan nurani. Apapun yang atasan perintahkan meskipun itu melanggar moral saya tetap lakukan demi bonus, padahal gaji saya waktu itu cukup besar. Beberapa kali teman saya mengingatkan saya untuk keluar dari perusahaan itu, tapi saya menolaknya. Hingga suatu hari,
seorang teman menegur seperti ini, “Percuma kamu ke gereja tiap Minggu, kalau Senin sampai Sabtu kamu berbuat dosa.”
Seiring berjalannya waktu, saya mulai merespon teguran teman saya itu. Akhirnya saya berdoa supaya Tuhan memberikan saya pekerjaan baru yang tetap bisa melayani Tuhan Yesus dan tidak perlu memanipulasi data. Tuhan menjawab doa saya. Saya mendapat pekerjaan baru yang lebih sederhana. Saya masih bisa menulis renungan Bahasa Kasih, melayani, dan mencukupi kebutuhan keluarga. Meskipun gaji tidak sebesar sebelumnya, hati saya kini lebih damai dan bersyukur.
Sahabat terkasih, mari kita renungkan: apakah kita masih mengandalkan uang sebagai pusat hidup, atau Tuhan? Jadilah hamba Tuhan yang setia, jujur, dan berserah. Percayalah selalu ada upah bagi kita yang mengasihi Dia! (Ar).
Sudahkah saya menjadi hamba Tuhan yang setia setiap saat?
No responses yet