Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 10 Agustus 2025
Hari Raya SP Maria Diangkat Ke Surga
Why 11:19a; 12:1,3-6a,10ab
Mzm 45:10-12,16
1 Kor 15:20-26
Luk 1:39-56
Teladan Maria
“Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” – Luk 1:46-47
Maria adalah narasi yang tidak bertepi. Benarlah yang dikatakan oleh Santo Bernardus, “De Maria numquam satis” yang berarti kita tidak akan selesai berbicara mengenai Maria. Mulai dari hidupnya, penampakan- penampakan, pesan- pesan, tempat-tempat ziarah, devosi- devosi, penghormatan- penghormatan, sampai mukjizat-mukjizat lewat perantaraan Maria.
Pada Injil hari ini, kita mendengar madah Magnificat. Madah ini sangat istimewa dan mengungkapkan iman Maria yang luar biasa. Maria sungguh meyakini karya besar Allah yang terus bekerja dalam dirinya, juga dalam situasi hidup yang menantang dan penuh resiko. Kesetiaan Maria sampai di bawah kaki salib Puteranya yang telah ia kandung, lahir dan besarkan. Kesaksian iman Maria yang terungkap dalam madah pujian Maria, melukiskan betapa Allah Juru Selamat yang telah melakukan perbuatan- perbuatan besar kepadanya, dan menyertainya.
Maria adalah model bagi kita semua. Ia diangkat ke surga, karena itu meyakinkan kita bahwa kita sungguh mempunyai harapan. Dengan diangkat ke surga, Maria menunjukkan kepada kita jalan menuju ke surga. Itulah jalan yang harus kita tempuh dalam hidup kita. Maria menunjukkan jalan itu kepada orang-orang yang tahu menganggap dirinya sebagai “orang-orang kecil”, sebagai “anak-anak”, sebagai “orang miskin”, yang senantiasa merasa membutuhkan belas kasihan Allah.
Pesan bagi kita, ketika kita bersyukur dalam perayaan ini, kita boleh berkata, Siapakah aku ini sehingga karya besar Allah juga selalu dan terus berkarya dalam diri kita? Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhan, Bunda Maria juga selalu mengunjungi kita, meneguhkan dan mendoakan kita. (BW).
Bunda Maria, doakanlah kami orang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin.
No responses yet