Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 10 April 2025

Kej 17:3-9
Mzm 105:4-9
Yoh 8:51-59

Penolakan

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” – Yoh 8:51

Kedua teman saya adalah pengagum berat seorang penyanyi terkenal kancah internasional. Mereka berdua berebut mendapatkan tiket untuk dapat menyaksikan konser yang diselenggarakan di sebuah stadium olah raga di Jakarta. 

Setelah menyaksikan konser tersebut, seorang teman yang ikut acara itu memberikan testimoni yang kurang memuaskan. Ia mengharapkan penampilan yang lebih baik dalam hal teknis dan musik. Namun karena sound system yang bergema mengganggu keseluruhan konser dan menjadikannya kacau balau. 

Sedang seorang lainnya, memberikan testimoni yang sangat baik. Pencahayaan dan penampilan penyanyi tersebut mampu menghipnotis penonton dan turut bernyanyi dan menjadikan seluruh konser itu bergemuruh. 

Penilaian kedua teman saya terhadap konser yang sama mengingatkan kita akan kalimat dalam Reading Gaol tulisan Oscar Wilde. “Dua tahanan yang sama-sama melihat ke luar dari jeruji penjara: yang satu melihat lumpur, sedang yang satu melihat bintang.” Tentang Yesus pun demikian. Ada yang melihat mukjizat dan mendengarkan ajaran-Nya, berkata “Dialah Juru Selamat Dunia” (Yoh 4:42). Yang lain mendengarkan hal yang sama, namun berujar: “Engkau kerasukan setan” (Yoh 8:52). 

Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak jarang kita mengalami konflik dengan sesama. Konflik tersebut bukan hanya karena niat buruk saja, tetapi bisa juga terjadi karena niat baik kita yang tidak dapat dipahami oleh orang lain. Terkadang kita melakukan yang terbaik, atau kita menjelaskan apa yang menurut kita benar, namun tidak dapat dipahami oleh orang lain. Kurangnya pemahaman antara kedua belah pihak, akhirnya berujung kepada konflik dan penolakan.

Melalui Injil hari ini, Yesus mengajarkan bahwa iman itu bukan hanya sekedar mengetahui tetapi benar-benar memahami dan menjalankannya. Kita tidak perlu takut berbuat baik kepada sesama, sekalipun perbuatan itu sering ditolak oleh orang lain. Memiliki pemahaman akan Yesus, mengantarkan kita pada keselamatan yang ditawarkan oleh diri-Nya kepada kita. (BW).

Tuhan bantulah aku menghadapi penolakan, seberani yang pernah Engkau lakukan.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *