Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 10 Juli 2016

Ul 30:10-14
Mzm 19:8-11
Kol 1:15-20
Luk 10:25-37

WE CAN DO IT

Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. – Ul 30:14

Saat kecil, saya sering keasyikan bermain hingga terkadang membuat saya lupa mandi dan makan. Peringatan yang diberikan oleh orang tua pun sering saya abaikan. Peringatan yang awalnya lebih berupa ajakan, karena terus diabaikan, akhirnya berubah menjadi perintah. Namun ketika mendengar itu sebagai suatu perintah, seolah ada pemberontakan dalam diri saya yang membuat saya semakin tidak mau untuk melakukannya. Ketika saya merasa ditekan dan dipaksa, membuat saya semakin jauh dari keinginan untuk melakukan.

Apa yang dilakukan orang tua saya mengingatkan saya pada ajakan Yesus untuk mengasihi sesama. Hal itu dikatakan-Nya berulang kali dalam berbagai kisah yang tertulis dalam Alkitab. Banyaknya ajakan Yesus tidak menjamin kita untuk melakukannya, meskipun kita tahu ajakan itu baik dan benar. Hal mengasihi sesama terlihat pula dalam 10 Perintah Allah. Dengan kata lain, ajakan tersebut sebenarnya mau tidak mau harus kita lakukan.

Saat ajakan mengasihi menjadi sebuah perintah, saya menjadi sadar bahwa sebenarnya perintah itu bukanlah sesuatu yang sulit untuk kita lakukan. Bahkan perintah yang Ia berikan sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Hanya saja terkadang kita merasa sulit untuk melakukannya karena kita melihatnya sebagai suatu perintah yang mengikat, memaksa, dan membebani kita. Tetapi jika kita melakukannya dengan sukacita, maka kita akan dapat melakukannya dengan mudah. Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu melebihi kekuatan kita. Semangat, we can do it! (Cr)

Apakah saya sudah melakukan perintah-Nya dengan sukacita?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *