Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 10 Juni 2016

1Raj 19:9a,11-16
Mzm 27:7-9,13-14
Mat 5:27-32

THROW IT AWAY

Karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. – Mat 5:30b

Kebangkitan Yesus yang kita rayakan kurang lebih dua bulan lalu secara tidak langsung juga membangkitkan kita dari segala dosa. Sayangnya, terkadang perayaan tersebut hanya dirayakan sebagai suatu rutinitas tanpa memaknainya dengan sungguh-sungguh.

Kita tahu bahwa dalam pengakuan dosa, kita menerima rahmat pengampunan dari pastor dengan kuasa Allah. Tapi di sisi lain kita juga menyadari bahwa ada ketakutan dalam diri kita untuk berbuat dosa lagi. Hal ini sering membuat kita menjadi takut melangkah. ‎

Ketika masih SD dulu, saya termasuk anak yang anti menyontek. Tapi ajakan teman-teman terus mengusik, apalagi ketika tahu mereka justru menjadi juara kelas. Akhirnya untuk pertama kalinya saya menyontek. Ternyata, butuh keberanian yang sangat besar untuk melakukannya. Pada akhirnya, bukan kebanggaan atas hasil yang saya peroleh, melainkan hanya ada rasa penyesalan yang mendalam.

Meski demikian, ajakan dan pikiran untuk melakukannya lagi tetap ada. Saat itu saya berpikir Tuhan tentu sudah tidak mencintai saya, jadi tidak ada salahnya jika saya berbuat dosa lagi. Syukurlah, pada saat itu entah mengapa saya memilih untuk tidak melakukannya.

Ketika beranjak dewasa, saya semakin mengerti bahwa adanya pengampunan dosa, kita diharapkan untuk menyadari cinta-Nya yang begitu besar sehingga kita memiliki kekuatan untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. (Cr)

Sudahkah saya berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bangkit dari dosa?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *