Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 11 Maret 2025

Yes 55:10-11
Mzm 34:4-7,16-19
Mat 6:7-15

No Tele-tele

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. – Mat 6:7

Berdoa bukanlah indahnya kata yang diucapkan sehingga menggetarkan kalbu orang yang mendengarkan, tetapi tidak menggetarkan hati Allah. Berdoa bukanlah untuk menunjukkan betapa saleh dan baiknya diriku, tetapi berfokus pada-Nya. Berdoa bukan tentang lamanya, tetapi keintiman yang dibangun. Doa harus keluar dari hati, bukan pikiran yang menerawang ke mana-mana. Berdoa dengan “No tele-tele”, artinya tidak perlu banyak kata, tetapi menyadari bahwa saat aku berdoa, maka kehendak Allah yang terjadi (Dengan Otoritas Allah). Sebelum aku berdoa, Yesus sudah tau apakah yang menjadi keinginanku. Sekalipun belum terucap, Ia sudah mengerti yang kubutuhkan. So, yang penting dalam doa adalah aku mengijinkan-Nya merajai diriku, percaya bahwa yang terbaik Ia sediakan bagiku. 

Clara, putri kecilku, hampir tidak pernah meminta sesuatu padaku, tetapi sebagai ibunya, aku akan menyediakan segala keperluannya. Ketika bajunya kekecilan, aku membelikannya. Ketika dia sakit, aku menemani. Ketika wajahnya terlihat lelah, aku ajak nongki di kafe. Jika sebagai seorang ibu saja aku peka terhadap kebutuhan anakku, apalagi Ia pasti jauh lebih peduli. Doa bukan sekedar meminta dan memaksa-Nya mengikuti kehendakku, tetapi aku bersedia melakukan kehendak-Nya dengan penuh syukur. (TL).

Bila seseorang pada waktu berdoa, tidak ingat kembali akan perbuatannya, sia-sialah doanya. – Padre Pio –

Apakah doaku berfokus pada kehendakku atau kehendak-Nya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *