Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 12 Februari 2022

1 Raj 12:26-32; 13:33-34
Mzm 106:6-7a,19-22
Mrk 8:1-10

Belas Kasih

“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan” – Mrk. 8:2

Beberapa bulan lalu, tanpa sengaja saya menonton sebuah drama Korea berjudul “Happiness”. Cover film tersebut sangat sederhana, menunjukkan wajah dari sepasang tokoh utama dengan langit biru sebagai latarnya. Melihat cover itu, rasanya hidup ini begitu damai, cerah, dan membahagiakan. Saya pun tertarik menontonnya karena melihat cover dan judul film tersebut. Setelah melihat 1 episode, saya tiba-tiba terhentak. Saya kaget dan tak percaya, bagaimana mungkin bisa berbeda sekali dengan cover dan judulnya. Sempat berpikir untuk tak melanjutkan menonton karena merasa hidup ini saja sudah sulit, tetapi masih harus melihat film yang mengenaskan, mengenai wabah penyakit akibat virus. Tetapi hati ini menggerakkan saya untuk tetap menontonnya. 

Episode demi episode saya tonton, hingga akhirnya saya mengerti apa yang disebut dengan kebahagiaan seperti dalam judulnya. Kebahagiaan adalah ketika kita mensyukuri segala sesuatunya, dari hal-hal sederhana yang kita miliki; seperti masih boleh bernafas, dalam keadaan sehat, dan memiliki belas kasih. Seperti dalam film ini, setiap orang memiliki pilihan untuk mau berbelas kasih atau tidak, dalam situasi sulit dengan keterbatasan makanan dan minuman yang mereka miliki; baik itu pada sesama yang tidak terinfeksi virus, maupun pada mereka yang terinfeksi oleh virus, yang sewaktu-waktu dapat menjadi zombie. 

Dalam bacaan Injil hari ini pun demikian, Tuhan yang Putera Tunggal-Nya juga hidup dalam keterbatasan, tidak memiliki bahan makanan yang dapat diberikan kepada orang-orang yang mengikuti Dia. Tetapi meski demikian, Ia memiliki hati yang penuh belas kasih. Rasa belas kasih lebih besar dari apapun juga, termasuk keterbatasan kita. Rasa belas kasih itu pula-lah yang memampukan Ia untuk dapat memberi makan banyak orang di tengah keterbatasan-Nya (baca: bahan makanan). (Cr)

Sudahkah saya memiliki rasa belas kasih?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *