Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 13 Maret 2021
Hos 6:1-6
Mzm 51:3-4,18-21
Luk 18:9-14
Lebih Baik Dari Orang Lain
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
– Luk 18:11-12
Apakah kita merasa diri sebagai orang baik dan lebih baik dari orang lain, karena tidak merampok, bukan preman, tidak berzinah, tidak korupsi, dan bekerja jujur? Ditambah lagi dengan rajin beribadah, berpuasa, dan beramal, serta memberikan perpuluhan bagi gereja.
Rasanya hampir sempurna untuk menjadi seorang pengikut Kristus, jika kita sudah melakukan semua hal tersebut. Namun seperti peribahasa “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”, justru ketika muncul perasaan bahwa diri kita lebih baik dari orang lainlah, semua hal baik yang kita lakukan menjadi tidak berarti di mata Tuhan.
Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk memamerkan kebaikan atau kontribusi yang telah kita lakukan. Namun melalui ayat perikop hari ini, kita diingatkan kembali bahwa yang terpenting dari semua itu adalah kerendahan hati yang senantiasa diiringi oleh pertobatan yang tulus kepada Tuhan.
Oleh karena itu, betapa pentingnya kita menerima Sakramen Tobat dengan sungguh-sungguh secara rutin. Sebagai seorang manusia yang mudah terjatuh dalam dosa, kita meminta rahmat dan kerahiman Allah untuk mengampuni segala kesalahan kita. Melalui perisitiwa itu juga, kita menyadari kebesaran Tuhan dan memahami bahwa kita hanyalah debu dan ciptaan-Nya. (Md)
Apakah saya sering merasa diri lebih baik daripada orang lain?
No responses yet