Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 14 April 2025
Yes 42:1-7
Mzm 27:1-3,13-14
Yoh 12:1-11
Selidikilah Hatiku, Oh Tuhan
“Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. – Yoh 12:4-6
Di dunia ini, banyak sekali sesuatu yang terlihat baik dan mengesankan, namun ternyata pada kenyataannya tidaklah terlalu baik, atau bahkan sangat bertolak belakang dengan apa yang ditampilkan di muka umum. Ditambah lagi, maraknya dunia „per-sosmed-an‟ yang banyak menawarkan ‘filter’, ‘fake account’, ‘nickname’ bahkan sampai ‘pengikut bayaran’ yang dapat dengan mudahnya diperoleh dan dibuat dengan „kecerdasan buatan‟.
Saya pernah bertemu seorang ‘selebgram’, yang kehidupannya begitu menggiurkan dan cukup membuat iri orang-orang yang melihatnya di dunia maya. Memang maksud awalnya terbersit untuk membuat inspirasi dan menyemangati orang-orang agar para penontonnya bisa berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik seperti sang selebgram, dengan memamerkan kesuksesan dan barang-barang mewah yang dimiliki serta gaya hidup yang penuh dengan kenyamanan. Walaupun pada kenyataannya, tidaklah selalu seperti yang ditampilkan. Banyak jerawat dan warna kulit yang gelap, dapat berubah menjadi cerah dan sangat menarik ketika tampil pada siaran sang selebgram yang telah diedit. Tempat spektakuler yang ditampilkan sang selebgram, ternyata amat sangat berbeda kenyataannya ketika dikunjungi oleh tamu yang lain.
Setiap orang pada dasarnya ingin memiliki hidup yang lebih baik, lebih enak, lebih nyaman, dan semuanya itu biasanya bisa dibeli dengan uang. Oleh karena itu, banyak orang yang kemudian salah dalam praktek kehidupannya dengan melakukan kecurangan, korupsi, kolusi, dan nepotisme. Ditambah lagi dengan banyaknya tawaran kenyamanan hidup yang membutuhkan uang untuk memilikinya. Dan kehidupan orang lain di dunia maya, yang terlihat jauh lebih baik daripada kehidupan kita, membuat hidup kita di dunia ini seolah merana karena penuh dengan kekecewaan.
Bacaan hari ini memperingatkan kita akan hidup Yudas Iskariot yang menjadi pengkhianat. Ia sebagai murid Yesus, yang seharusnya memiliki kelayakan untuk hidup dalam kekudusan. Dilihat orang banyak sebagai seorang pribadi yang mengagumkan, yang sangat dekat dengan Tuhan. Namun ternyata memiliki hati yang serakah dan bertujuan untuk memperoleh kenyamanannya sendiri dengan mencuri uang dan menerima uang-uang suapan. Ya Bapa, selidikilah dan murnikanlah hati kami, agar tidak mudah tergoda ataupun iri hati melihat kesuksesan orang lain, sehingga tidak terjerumus ke dosa yang lebih dalam lagi, menjadi pencuri dan pengkhianat seperti Yudas Iskariot. (MD).
Selidiki Aku, Lihat Hatiku, Apakah-ku, sungguh mengasihi-Mu, Yesus?
No responses yet