Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Jumat, 14 November 2025

Keb 13:1-9

Mzm 19:2-5

Luk 17:26-37

Memberi = Mendapatkan

Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. –  Luk 17:33

Bacaan Injil hari ini sulit diterima dengan nalar manusia. Bagaimana orang makan dan minum, namun pada akhirnya binasa. Memelihara nyawa, namun malah kehilangan. Bukankah jika demikian semua usaha akan menjadi sia-sia? Buang-  buang uang, waktu, tenaga, dan pikiran. 

Kadang manusia cenderung menelan dan menerima mentah- mentah apa yang dibaca, sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Meyakini bahwa apa yang ada di pikirannya selalu benar sehingga sulit atau tak mau menerima adanya kemungkinan pemahaman lain yang muncul. Manusia juga cenderung menganggap hidup sebagai sebuah bisnis. Selalu memikirkan untung atau rugi dari setiap tindakannya. Mau berbuat baik jika nantinya mendapatkan sesuatu. 

Karena kesibukan, sudah lama saya tidak bercakap-cakap dan bermain bersama keponakan. Suatu ketika ada acara yang mengharuskan berinteraksi dengannya. Sisi lain saya khawatir jika acara tersebut memakan waktu lama karena saya masih ada deadline. Namun saya tetap memilih untuk meluangkan waktu dengan segenap hati, tanpa memikirkan deadline. Tanpa terasa 5 jam pun berlalu begitu cepat, sehingga tak memungkinkan lagi untuk melanjutkan pekerjaan karena sudah larut malam. Namun ternyata waktu yang saya luangkan untuk keponakan tidak menghambat pekerjaan saya, dan tetap dapat selesai sesuai deadline. 

Bagaimana bisa? Jika dipikir secara manusia itu tak mungkin karena waktu saya sudah berkurang 5 jam. Dan satu hal yang saya sadari, bermain dengan keponakan secara tak langsung merefreshkan pikiran sehingga keesokannya saya dapat menyelesaikan deadline dengan baik bahkan lebih cepat dari dugaan. 

Memberi dengan sepenuh hati tak membuat apa yang saya milik berkurang, namun malah membuat saya mendapatkan dalam kelimpahan. Memberi tak berarti menjadi kurang, tak berarti pula menjadi kalah atau salah. (Cr).

Jangan lagi takut memberi karena dengan memberi, hidupmu jadi berkelimpahan.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *