Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 15 Maret 2025
Ul 26:16-19
Mzm 119:1-2,4-5,7-8
Mat 5:43-48
Penyesalan
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.–Mat.5:44
Bagaimanapun tidaklah mudah bagi kita untuk berdoa bagi orang yang telah menyakiti kita. Boro-boro mendoakannya, yang ada di pikiran adalah terus mengumpat dengan perasaan kesal tentunya. Apakah ada diantara anda yang seperti itu? Saya adalah orang tersebut! Dan karena kekesalan tersebut saya jadi sulit untuk tidur nyenyak dan hati tidak damai. Namun itu adalah saya yang dulu, saat saya yang masih penuh dengan emosional ketika menanggapi persoalan.
Tentu saja secara pribadi, saya ingin hidup lebih tenang dengan berusaha melakukan Firman-Nya.
Yang saya lakukan pertama-tama adalah memohon ampun kepada Tuhan atas kelemahan saya tersebut, serta bersyukur kepada Tuhan karena saya masih memiliki kerinduan untuk hidup tenang. Itu berarti Tuhan memanggil saya untuk dibawa kembali menjadi citra-Nya, tentu dengan segala konsekuensinya yaitu saya harus mengampuni, mengasihi, dan merubah diri menjadi lebih baik lagi. Rahmat Tuhan sunggah nyata, ketika saya mulai mendoakan setiap nama yang ingin saya ampuni, timbullah belas kasihan. Dan seiring berjalannya waktu rasa kasih itupun semakin bertumbuh dan saya semakin mengalami pemulihan yang terus menerus.
Pemulihan akan terjadi jika ada kerjasama antara Tuhan dan diri kita. Mari akui segala luka dan kelemahan diri kita, kemudian berdamailah dengan diri sendiri dan dengan orang-orang yang ada didalam luka tersebut. Lakukan pertobatan dengan sungguh, mintalah pemulihan sehingga tidak ada penyesalan kapanpun saat Tuhan memanggil kita kembali kepada-Nya. Pemulihan/kesembuhan harus diusahakan, dan mintalah pertolongan Tuhan. (In).
Apakah saya sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus secara pribadi?
No responses yet