Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 16 Mei 2016

Yak 3:13-18
Mzm 19:8-10, 15
Mrk 9:14-29

JANGAN TERLALU BERHARAP

Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia…menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. – Yak 3:13

Suatu kali saya membaca blog seorang yang menulis tentang seminar pernikahan yang diikutinya.

Dalam tulisannya, penulis bercerita tentang pertanyaan yang dilontarkan oleh pembicara seminar: Apa penyebab paling besar dari perceraian? Jawaban yang diberikan oleh peserta adalah seks, uang, dan komunikasi. Namun ternyata pembicara menyatakan jawaban itu salah, karena semua yang disebutkan itu hanyalah gejala dari masalah yang sebenarnya. Pembicara kemudian mengatakan bahwa alasan perkawinan berakhir pada perceraian dikarenakan satu hal, yaitu harapan yang tidak terpenuhi (unmet expectation).

Sama seperti penulis, saya pun tercengang mendengar pernyataan itu. Dan saya baru menyadari bahwa memang ini akarnya.

Sebagai contoh, komunikasi yang tidak efisien dan perlu pengulangan bisa menjadi gesekan dalam keluarga. Apalagi dalam situasi urgent yang membutuhkan komunikasi cepat. Pasti kita akan menuntut supaya komunikasi terjadi dengan efektif dan efisien. Ketika harapan ini tidak terpenuhi, terjadilah gesekan. Hal ini terjadi apabila kita tidak mengerti dan menerima karakter satu sama lain.

Daripada timbul gesekan yang mengikis cinta kasih, marilah kita menerima satu sama lain dan menyampaikan segala sesuatu dengan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Dengan begitu, harapan-harapan yang tidak terpenuhi dapat lebih terkikis dan pertengkaran tidak memanas dan meruncing. (Aw)

Apakah saya menerima orang lain apa adanya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *