Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Senin, 18 Agustus 2025

Hak 2:11-19

Mzm 106:34-37,39-40,43,44

Mat 19:16-22

Dimanakah Hartaku?

“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”  – Mat 19:21

Memberikan semua harta milik kita dan memberikannya kepada orang-orang miskin, hal tersebut mustahil dilakukan jika kita melihatnya hanya secara harafiah. Harta bukanlah sekedar tentang uang atau kekuasaan. Makna harta sangat luas, bisa berupa kepandaian, waktu, rasa belas kasih, dan sebagainya. Dan semuanya itu dapat kita pakai sebagai sarana untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. 

Demikian pula yang dikatakan sebagai orang miskin bukan hanya pada batasan miskin secara ekonomi. Miskin bisa dalam bentuk kurang memiliki belas kasih terhadap sesama, tinggi hati, tidak mudah membaur dalam kegiatan sosial, semua itu dapat dikategorikan sebagai kemiskinan (miskin akhlak/budi pekerti). 

Saya menyaksikan salah satu tokoh di Gereja saya, yang di mata saya beliau adalah pribadi yang murah hati. Tidak saja memberikan waktu, pikiran, dan tenaga untuk kepentingan Gereja, namun beliau juga mewujudkan kasih Allah dalam bentuk kepedulian sosial kepada orang-orang disekelilingnya yang membutuhkan bantuan, baik materi, tenaga atau perhatian kepada mereka. Itulah bentuk memberikan harta milik untuk Tuhan melalui sesama.

Bacan Injil hari ini berpesan agar kita meninggalkan kelekatan duniawi kita, yang artinya juga kedagingan kita, kemudian masuk kepada hubungan yang erat dengan-Nya sebagai pengikut-Nya. Hal tersebut tentu tidak mudah, perlu dilatih sedikit demi sedikit. Namun percayalah Ia tidak akan membiarkan kita berusaha sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah datang, bergaul erat dengan-Nya, sehingga kita akan dapat mendengar suara-Nya melalui Roh Kudus yang berbicara dalam nurani kita dan kemudian melakukannya dalam tindakan nyata. (In). 

Maukah aku mengikuti-Nya dengan sungguh-sungguh? 

Hambatan apa yang masih menghalangiku dalam mengikuti-Nya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *