Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 18 Januari 2016

1Sam 15:16-23
Mzm 50:8-9,16-17,21,23
Mrk 2:18-22

SIAPA YANG JUJUR JALANNYA

Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya. – Mzm 50:23

Kejujuran adalah hal yang semakin langka belakangan ini. Terkadang saya bertanya-tanya, mengapa seorang tukang sapu yang senantiasa berusaha hidup jujur tapi kehidupannya jauh lebih sulit daripada seorang pejabat atau politikus yang melakukan korupsi.

Pak Muljo harus bangun pukul dua setiap pagi untuk bersiap-siap menunggu mobil jemputannya – sebuah kendaraan dengan ban besar dan bak terbuka. Ia tidak boleh terlambat karena truk sampah jemputannya akan pergi meninggalkannya dan ia harus berjalan kaki ke tempatnya bekerja – tempat ia biasa bertugas menyapu jalan, sejauh kurang lebih sepuluh kilometer dari kontrakan kumuhnya.

Suatu hari, ketika menyapu jalan, ia menemukan satu kantong plastik hitam. Setelah diperiksa, isinya uang tunai pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu senilai delapan belas juta. Untunglah ada sebuah buku kumal bekas catatan sekolah yang berisi catatan dagang harian dan di dalamnya tertulis nama dan alamat pemilik-nya. Berbekal informasi itu, Pak Muljo berusaha mencari si pemilik dengan bantuan tetangganya yang memiliki sepeda motor. Usahanya berhasil.

Banyak orang tersentuh dengan kisah Pak Muljo ini. Kejujuran dan kesungguhan hatinya dalam menjalani hidup sederhana, mengetuk hati banyak orang. Walau dalam kekurangan, ia mempersembahkan hidupnya sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dan materi bukanlah tujuan akhir hidupnya. Sama seperti yang tertulis pada Alkitab, bahwa keselamatan yang dari Allah akan diperlihatkan bagi siapa yang jujur jalannya. (Md)

Apakah saya setia untuk hidup jujur dalam pekerjaan saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *