Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 19 Februari 2025
Kej 8:6-13,20-22
Mzm 116:12-15,18-19
Mrk 8:22-26
Work In Process
Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” – Mrk 8:23
Nama boleh mie instant, tetapi sebelum disantap tetap membutuhkan proses. Semua yang kita jalani di dunia pasti melewati proses yang panjang, termasuk hidupku. Tagline, ”Lebih cepat, lebih baik” tidak selalu benar dan tepat untuk diterapkan dalam menjalani kehidupan. Untuk mencapai sebuah keberhasilan butuh proses, untuk melakukan perubahan juga perlu proses. Segalanya membutuhkan proses dan perjuangan yang tidak mudah. Dengan modal keuletan, keyakinan, dan tidak mudah putus asa, Thomas Alva Edison melakukan beberapa kali percobaan. Sebelum Edison berhasil, dia terus melakukan percobaan-percobaan, bahkan sudah dilakukan lebih dari 900 kali. Meski demikian, dia tetap bersemangat menjalankan proses pembuatan lampu pijar hingga akhirnya berhasil menemukan atau menyempurnakan penemuannya.
Saya merasa ditegur Tuhan melalui putra saya, setelah ia selesai mengikuti kelas motivasi remaja, sering mengeluarkan pertanyaan, ”Mama mau proses atau protes?” Kalimat yang sederhana, tetapi menohok di hati. Saya jadi berefleksi sejenak, saya lebih sering bersungut-sungut dan komplain atau bersyukur? Ada kalanya hidupku harus dihancurkan dulu, ditata ulang, dan dibentuk menjadi baru. Siapkah saya dihancurkan? Berjalan dalam badai hidup? Berderai air mata? Untuk dapat menjadi pribadi yang dekat dengan-Nya, saya harus siap berproses dengan-Nya. Ingat, kita mau berproses dengan-Nya, bukan protes dengan-Nya. (TL).
Siapkah saya berproses bersama-Nya?
No responses yet