Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Jumat, 20 Juni 2025

2 Kor 11:18,21b-30

Mzm 34:2-7

Mat 6:19-23

Peran Mata

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. – Mat 6:22

Kita tentu saja acap mendengar ungkapan “Mata adalah pelita tubuh.” Namun, apakah kita mengerti artinya? Pelita adalah lampu dan fungsinya untuk menerangi sekitarnya. Ia tidak hanya berfungsi ketika dalam kegelapan saja, namun memperjelas semua yang ada, sehingga kita tahu suatu bentuk atau rupa. Mata juga merupakan jendela dunia, merupakan indera penglihatan yang mendominasi aktivitas sehari-sehari. Mata disebut juga jendela hati, karena dari sana-lah kita dapat mengetahui suasana hati seseorang yang sebenarnya, yang nampak dari sinar mata, sorot mata, dan cara memandang. Jika apa yang diucapkan dan apa yang diperbuat bisa menipu seseorang, tidak demikian dengan mata yang merupakan gambaran hati.

Lalu apa kaitannya fungsi mata dalam bacaan hari ini sehingga dikatakan “Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu?” Mata merupakan pintu masuk ke dalam hati, pikiran, dan jiwa. Mata yang baik tidak hanya dapat melihat dengan baik sebagaimana fungsinya, tetapi juga memahami dengan baik apa yang dilihatnya. Bagaimana caranya memandang sesuatu, yakni tentunya dengan kacamata yang positif. Tidak gegabah dan reaktif dalam menarik suatu kesimpulan dari apa yang dilihatnya. Dengan demikian mata juga ikut menentukan langkah ke 

depan yang harus diambil dalam berpikir dan bersikap. 

Ini memang sesuatu yang terlihat mudah, tetapi penerapannya sangatlah sulit. Bagaimana caranya agar dapat berhasil? Dengan selalu bergumul dengan-Nya, apa yang awalnya mustahil bagi kita akan menjadi mungkin. Saya pernah mengalaminya dan terlihat jelas perbedaannya. Sebelum bergumul dengan-Nya saya selalu memandang segala sesuatunya dengan negatif dikarenakan pernah dikecewakan oleh seseorang. Namun, setelah saya bergumul erat dengan-Nya, saya bisa menyikapi dengan bijak setiap perkataan dan perbuatan yang ditujukan ke saya. Bahkan saya mencoba melihat segala sesuatunya tak lagi hanya dari sudut pandang saya saja, tetapi juga dari lawan bicara. Terima kasih Tuhan karena senantiasa mengingatkanku untuk bisa melihat segala sesuatunya dari kacamata-Mu. (Cr).

Tuhan, b‟rikanku mata seperti mata-Mu yang senantiasa bisa melihat kebaikan dan menyikapinya dengan bijak.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *