Bahasa Kasih 20 Mei 2025: Sudahkah Aku Membawa Damai?

Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 20 Mei 2025

Kis 14:19-28
Mzm 145:10-13,21
Yoh 14:27-31a

Sudahkah Aku Membawa Damai?

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. – Yoh 14:27

Damai sejahtera adalah kado dan bonus terINDAH yang Allah berikan bagi kita anak-anak-Nya. Damai sejahtera tidak bisa dibeli atau ditukarkan dengan sejumlah uang, tetapi diberikan secara FREE alias GRATIS dari Yesus, Sang Raja Damai.

Sekalipun memiliki harta berlimpah, karir, atau kedudukan yang tinggi dan status sosial yang hebat bukan berarti kita pasti akan dipenuhi dengan damai sejahtera. Bahkan tak jarang orang-orang kaya, pintar dan terkenal, ternyata masih hidup dalam kegelisahan, kecemasan dan ketakutan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Salah satu yang mungkin menjadi alasannya adalah karena tidak ada Tuhan dalam hidupnya, tidak mengenal Tuhan, bahkan menjauh dari Tuhan, sehingga hidup terasa ada yang kurang dan tanpa tujuan.

Maka yang dapat kulakukan adalah berusaha mendatangkan DAMAI SEJAHTERA bagi orang-orang di sekitarku. Kehadiranku hendaknya membawa suasana sukacita dan kegembiraan, yang bisa menjadi TANDA bahwa saya memancarkan WAJAH Kristus. Lewat kehadiranku, aku ingin agar orang lain pun bisa merasakan DAMAI SEJAHTERA yang ada dalam diriku. 

Seperti yang ku alami melalui seorang sahabat, dimana ia selalu membawa rasa DAMAI dan SUKACITA lewat kehadirannya. Setiap bertemu dan mengobrol dengannya, ada rasa nyaman dan tenang dalam hatiku. Melihat wajahnya saja bisa menenangkan jiwa. Ketika dekat dengannya, aku dapat merasakan betapa Tuhan itu baik karena damai sejahtera ada di dalam dirinya. (TL).

”Kalau kita menjadi “sangat cemas” dan kehilangan damai ini, itu adalah tanda bahwa ada yang tidak berjalan baik.” – Paus Fransiskus –

Apakah aku telah menjadi pembawa damai bagi orang-orang di sekitarku?