Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Minggu, 22 Juni 2025

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Kej 14:18-20

Mzm 110:1-4

1 Kor 11:23-26

Luk 9:11b-17

Manusia Ekaristis

Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid- muridNya supaya dibagi- bagikannya kepada orang banyak. – Luk 9:16

Dalam sejarahnya yang panjang, Gereja tidak pernah dapat lepas dari Ekaristi. Melalui Ekaristi Yesus hadir dan memberikan kekuatan baru bagi Gereja untuk terus mampu menjawab perkembangan zaman. 

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan pada tahun 1264 oleh Paus Urbanus IV. Paus mengatakan bahwa “dalam Ekaristi, Kristus di dalam hakekat-Nya sendiri ada bersama kita.” (Paus Urbanus IV, Transiturus de hoc mundo, 11 Agustus 1264).

Dalam Ekaristi, kita sungguh merasakan cinta Allah dan dipersatukan ke dalam cinta itu. Ketika kita menyantap Hosti Kudus, kita menyantap cinta Allah, Tubuh Kristus, yang masuk ke dalam tubuh kita, dicerna, dan menjadi satu di dalam tubuh kita. Kita diajak, diberi kekuatan, dan ditemani untuk “mendarah dagingkan” pula cinta Kristus dalam hidup keseharian kita karena di dalam tubuh kita juga ada Tubuh dan Darah Kristus yang penuh cinta. 

Kita bisa memulainya dengan “mendarah- dagingkan” kebiasaan yang baik dalam hidup kita seperti merenungkan Injil dalam hidup kita, disiplin dalam karya-karya dalam hidup keseharian. Pada akhirnya, bersama-sama orang beriman lainnya, kita “mendarah dagingkan” cinta Tuhan melalui partisipasi kita dalam lingkungan, kelompok kategorial, paroki, ataupun keuskupan sehingga semua orang beriman lainnya sungguh- sungguh “mendarah daging” menjadi Tubuh Mistik Kristus sendiri yang nyata dalam Gereja yang hidup.

Seperti Yesus yang dipecah- pecahkan bagi kita, kita pun hendaknya rela dipecah dan dibagi menjadi berkat bagi banyak orang. Apa pun yang kita miliki, meskipun hanya sedikit, kalau kita bagikan secara tulus bagi sesama, itu akan menjadi berkat bagi mereka. Dengan demikian kita menjadi pribadi ekaristis, pribadi yang siap untuk dibagi-bagikan bagi orang lain, untuk keselamatan dan kesejahteraan bersama. (BW).

Semoga kita menjadi manusia yang ekaristis.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *