Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 23 Agustus 2024

Yeh 37:1-14
Mzm 107:2-9
Mat 22:34-40

Kasih

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. – Mat 22:37

“Bagaimana kamu bisa mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan jika pada sesama manusia yang terlihat saja kamu tidak bisa mengasihi mereka?” Kalau dipikir, memang kasih pada sesama bisa menjadi bukti bahwa kita mengasihi Tuhan. Bukankah jika kita sungguh-sungguh mengasihi seseorang, maka yang terpenting adalah melihat orang yang kita kasihi merasa bahagia? Sudahkah kita membuat Tuhan merasa bahagia? Atau, mungkin pertanyaan yang patut ditanyakan adalah apakah kita mengasihi Tuhan?

Saya mengasihi Tuhan, namun terkadang masih sulit mengasihi orang yang telah menyakiti hati saya, jadi belum bisa dikatakan dengan segenap hati dan jiwa dan akal budi. Sangat menyakitkan terutama akibat dari perbuatan orang dekat atau yang sangat kita kasihi. Tapi percayalah bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, termasuk mengubah hati kita yang sulit mengampuni itu.

Ketika kita mengingat dan merasakan kasih Tuhan yang sangat berlimpah, itulah yang memampukan kita untuk mengasihi dengan tulus. Setiap kali kita menyerahkan kesakitan hati kita itulah Tuhan akan banyak membukakan hati dan pikiran kita dari peristiwa yang kita alami dan perlahan Tuhan mengubah hati saya hingga bisa memaafkan dan sanggup mengasihi orang tersebut. (Me).

Tuhan mampukan aku untuk mengasihi sesamaku seperti Engkau mengasihi mereka.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *