Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 23 April 2025
Kis 3:1-10
Mzm 105:1-4,6-9
Luk 24:13-35
Perjalanan ke Emaus
Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Sucikepada kita?” – Luk 24:32
Perjalanan kedua murid Yesus menuju Emaus ini mengingatkan saya pada pengalaman pribadi saya sendiri dalam mengikuti Emmaus Journey atau yang biasa disingkat EJ. EJ merupakan sebuah komunitas di mana saya belajar untuk membaca kitab suci dan menuliskan refleksi dari bacaan hari itu. Saya mengenal EJ dari seorang teman komunitas yang merasakan banyak manfaat setelah bergabung. Saat itu saya berpikir mungkin ini jawaban Tuhan atas kegelisahan saya.
Apakah saat saya ikut kegiatan ini, saya bisa langsung mendapatkan apa yang saya cari selama ini? Tidak. Seperti kedua murid yang merasa lesu, sedih, takut atas apa yang terjadi pada Yesus bahkan tidak percaya dengan apa yang murid lain ceritakan. Perjalanan saya mengikuti EJ sama sekali tidak mulus. Terkadang ada kalanya saya sangat bersemangat, namun ada kalanya juga saya merasa enggan dan malas untuk hadir. Namun, saya belajar untuk konsisten dengan tetap memaksa diri saya untuk hadir. Seperti kedua murid yang hatinya berkobar setelah bertemu dengan Yesus, saya pun demikian. Seringkali saya merasa dikuatkan oleh sharing teman-teman kelompok. Sharing, mereka membuat saya menjadi lebih terbuka untuk bisa melihat hal-hal kecil yang bisa saya syukuri, kembali dikuatkan dan memiliki pengharapan yang baru.
Perjalanan ke Emaus ini bisa kita ibaratkan seperti perjalanan hidup kita di dunia ini. Mungkin ada kalanya kita berada di titik rendah yang membuat kita merasa lelah, putus asa dan kehilangan harapan. Namun, jangan sampai kita menyerah pada perasaan tersebut. Carilah Yesus dan datang kepada-Nya. Sama seperti Ia membangkitkan semangat pada dua murid itu, Ia juga akan mengobarkan semangat yang baru dalam diri kita. Percayalah, saat kita mencari-Nya dan mempersembahkan setiap pergumulan kita, Ia sendiri yang akan memberikan kita damai, kelegaan dan sukacita. (Me).
Teruslah datang pada Tuhan dan persembahkan setiap pergumulanmu pada-Nya.
No responses yet