Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 23 Juli 2016

Yer 7:1-11
Mzm 84:3-6,8,11
Mat 13:24-30

LALANG OPO GANDUM?

…kumpulkanlah dahulu lalang itu…untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku. – Mat 13:30

Bentuk gandum dan lalang sangat mirip. Pada umur 0 – 30 hari, orang sulit menentukan mana gandum dan mana lalang. Lalang mempunyai akar yang kuat dan menghisap lebih banyak nutrisi daripada gandum. Namun, lalang tidak berbuah, sedangkan gandum berbuah. Dari gandum, kita bisa membuat aneka makanan enak seperti roti, biskuit, spaghetti, puding, dan lain-lain.

Orang yang aktif di gereja, dapat dikelompokkan sebagai lalang dan gandum. Orang-orang yang melakukan pelayanan karena bersyukur atas cinta kasih Tuhan yang pernah mereka alami termasuk dalam kelompok gandum. Mereka tidak merasa terhina sekalipun hanya diminta untuk mengatur dan membereskan kembali kursi-kursi yang telah dipakai. Sepulang dari pelayanan, hatinya pasti diliputi sukacita, bukan amarah.

Kelompok lalang adalah orang-orang yang melakukan pelayanan karena hobi. Mereka senang menyanyi, bermain musik atau mengajar, dan menyalurkan bakatnya dalam pelayanan. Ketika timbul perselisihan dengan orang lain, pengajaran yang dibawakan menyindir orang yang tidak disukai. Ada juga yang marah-marah ketika diminta bermain musik secara mendadak. Orang-orang jenis ini tidak menyadari bahwa pelayanan adalah sebuah persembahan kepada Tuhan.

Dari mana kita tahu pelayanan seseorang sekedar hobi atau benar-benar tulus? Dari buah-buahnya.

Kedewasaan kristiani tidak dapat diukur dari banyaknya pelayanan atau hebatnya pelayanan yang dilakukan. Kematangan seorang pengikut Kristus diperoleh dari semakin dalamnya hubungan orang tersebut dengan Tuhan. (Yo)

Jika pelayanan saya diuji, apakah saya seperti “lalang” atau “gandum”?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *