Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 28 Juli 2016

Yer 18:1-6
Mzm 146:2-6
Mat 13:47-53

EGOIS

Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tanganKu, hai kamu Israel! – Yer 18:6b

Ketika masih sebagai anak tunggal, saya menjadi seorang yang egois. Waktu sekolah, jika ada tugas kelompok, saya yang mengerjakan karena ingin mendapat nilai bagus daripada teman-teman. Menurut saya, pekerjaan mereka tidak sebagus yang saya kerjakan sendiri. Ternyata sifat ini terbawa ketika saya mulai masuk dalam pelayanan.

Suatu saat saya dipercaya menjadi ketua suatu acara dalam persekutuan doa. Semua saya kerjakan sendiri karena saya masih menganggap pekerjaan yang dilakukan teman-teman tidak sebaik yang saya lakukan. Seorang teman menegur saya. Akhirnya saya meminta maaf dan mulai belajar berbagi tugas. Saya mulai belajar menghargai pekerjaan yang dilakukan teman-teman. Bersamaan dengan itu, Tuhan memberi saya seorang adik perempuan sehingga saya belajar berbagi dengan adik saya. Saya belajar mengalah, sekalipun terkadang saya di posisi yang benar. Lambat laun keegoisan saya mulai berkurang.‎

Dalam bacaan hari ini, Tuhan menyampaikan firman kepada umat Israel melalui Nabi Yeremia. Kita seperti bejana di tangan seorang periuk. Agar bejana itu semakin indah, maka tukang periuk dengan sabar akan terus membuat bejana menjadi mulus. Ketika ia menemui kerikil kesombongan, kerikil keegoisan, kerikil kemarahan dan lain-lain, ia akan membuangnya. Sampai ia melihat bagaimana bejana itu menjadi indah di matanya.

Begitu pula dengan hidup kita. Kita adalah bejana, Tuhan adalah Tukang Periuk. Biarkan tangan kasihNya terus membentuk kita menjadi bejana yang indah agar kita bisa memberkati banyak orang. (Ar)

Bagaimana saya merespon pembentukan yang Tuhan lakukan atas diri saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *