Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 28 Mei 2016

Yud 17:20b-25
Mzm 63:2-6
Mrk 11:27-33

WHAT DO YOU WANT TO BE?

Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. – Mrk 11:31b-32

Mungkin banyak dari kita yang tidak suka terhadap ahli Taurat dan orang Farisi. Tapi sayangnya, kita sering menjadi seperti ahli Taurat dan orang Farisi di jaman modern. Dalam berkata, bertindak, serta mengambil keputusan, kita selalu memikirkan persepsi orang lain tentang diri kita. Kebaikan bersama tidak lagi menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan suatu tindakan, tapi kita cenderung untuk mencari aman. Hal itulah yang kemudian menjadi prioritas.

Bisa jadi kita tidak menyadari hal tersebut, sehingga tanpa sadar kita semakin terhanyut dan sulit untuk keluar dari zona nyaman. Zona nyaman membawa kita untuk ingin dapat diterima dengan baik oleh orang-orang di sekitar. Demi zona nyaman, kita sering lebih memilih untuk berbuat di luar suara hati.

Hal ini dialami oleh seorang atasan saya. Untuk topik yang sama, beliau bisa mengatakan hal yang berbeda kepada orang yang berbeda. Kepada rekan kerja yang satu, ketika berbicara empat mata, beliau mengatakan akan mendukungnya. Begitu pula ia lakukan kepada rekan yang lain. Dukungan dari seorang atasan memang perlu dan sangat baik untuk memotivasi. Tetapi apabila pemikiran antara sesama rekan kerja berbeda, hal tersebut malah memprovokasi perselisihan.

Belajar dari pengalaman itu, kita diingatkan bahwa sebagai seorang pribadi, kita harus menyikapi segala sesuatu dengan tegas dan bijaksana. Bukan agar disenangi oleh banyak orang. Kebaikan tim dan kemajuan bersama yang harus menjadi fokus. (Cr)

Apakah tindakan saya didasari oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *