Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 30 September 2025
Pw St. Hieronimus
Za 8:20-23
Mzm 87:1-7
Luk 9:51-56
Banyak Jalan menuju Tuhan
“Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” – Luk 9:54b
Bagaimana respon kita terhadap orang yang memiliki perbedaan pendapat atau pemikiran dengan kita? Mungkin terkadang kita bisa menerima perbedaan tersebut, tetapi sering juga kita merasa harus membuktikan bahwa kitalah yang benar. Hal ini juga sering muncul ketika kita berdiskusi soal iman: bagaimana cara yang paling benar untuk mendekatkan diri kepada Tuhan?
Seperti halnya peribahasa banyak jalan menuju Roma, berbagai bangsa dan bahasa mencari Tuhan dengan cara yang berbeda sesuai dengan cara yang Tuhan kehendaki. Setiap orang bisa datang kepada Tuhan dengan cara yang mungkin tidak akan kita pahami, bahkan dalam Gereja Katolik sendiri. Ada yang memilih lewat musik Gregorian, karismatik (lagu pujian- penyembahan), pengajaran iman dan Kitab Suci, dan lain sebagainya. Semua hal itu baik asalkan ada batasan agar tidak jatuh pada sakrilegi (bentuk tindakan pencemaran atau penodaan terhadap kehormatan unsur-unsur Gereja). Dan sebagai umat Katolik, kita harus sadari bahwa puncak tertinggi iman kita adalah Ekaristi. Jika kita bisa menghayati Ekaristi dengan sepenuh hati, kita akan merasakan kasih Tuhan yang tak tertandingi.
Teknologi mungkin bisa menawarkan berbagai solusi kreatif, namun percayalah bahwa Tuhan jauh lebih kreatif lagi! Ia memiliki banyak cara untuk mengundang manusia datang kepada-Nya. Gereja Katolik adalah universal. Jangan batasi cara Tuhan bekerja hanya dari sudut pandang kita saja.
Dalam kehidupan kita, ketika kita menjauh dari-Nya, Ia akan memakai banyak cara, bahkan yang di luar pikiran kita, untuk membawa kita kembali kepada-Nya. Saya yakin hampir setiap dari kita memiliki pengalaman pribadi yang unik bagaimana Tuhan memanggil setiap dari kita. Cara Tuhan mungkin berbeda-beda namun pada akhirnya kita semua bertemu sebagai orang yang telah Ia selamatkan. (Ai).
Tuhan mampukan aku untuk menoleransi perbedaan yang ada.
No responses yet