Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 31 Januari 2016

Yer 1:4-5,17-19
Mzm 71:1-6ab,15ab,17
1Kor 12:31 – 13:13
Luk 4:21-30

GALAU

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. – 1Kor 13:7

Kata “galau” sedang populer belakangan ini. Kata ini sering muncul dalam perkataan dari kalangan anak-anak hingga kaum dewasa. Bahkan cukup banyak lagu yang menghadirkan kata ini dalam liriknya. Awalnya, seseorang disebut galau ketika sedang menghadapi masalah percintaan – entah baru putus atau saat bingung harus menyatakan cinta. Ah, rasanya lebih baik sakit gigi daripada galau, kata beberapa orang.

Dalam curhat seorang teman, ia mengklaim bahwa yang namanya cinta itu tidak dapat diatur. Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Semuanya terjadi begitu saja, di luar kendali diri kita. Namun benarkah demikian? Bila cinta tidak dapat kita kendalikan, lalu apa makna ayat tentang kasih yang terkandung dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini? Rasanya mustahil untuk bisa sabar menanggung segala sesuatu bila perasaan itu tidak dapat dikendalikan bukan?

Sebenarnya, cinta itu bukan hanya sebuah perasaan. Cinta juga adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk mau mencintai. Ketika kita memilih untuk mencintai seseorang, di situlah kita memiliki kendali terhadap perasaan kita. Dengan belajar mengendalikan perasaan yang meledak-ledak itulah, kita bisa mencintai seseorang dengan selayaknya. Sebenarnya ini bukanlah sebuah ilmu yang rumit seperti Matematika. Yang kita perlukan hanyalah sedikit pengendalian diri. Maka kitapun akan bebas dari kegalauan, dan apa yang dikatakan Rasul Paulus, serta-merta tidak lagi terasa seperti sebuah kemustahilan. (Hd)

Cobalah renungkan 1 Korintus 13.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *