Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 05 Februari 2016

Sir 47:2-11
Mzm 18:31,47,50-51
Mrk 6:14-29

MULUTMU HARIMAUMU

Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. – Mrk 6:26

Bicara itu mudah. Melakukan jauh lebih susah. Karena itu, mulut kita tidak seharusnya kita gunakan secara sembarangan. Kadang saya heran melihat kelakuan para artis di televisi yang mulutnya dengan mudah mengumbar sumpah: “Sumpah demi bumi dan langit” atau “Sumpah, kalau tidak disambar petir” atau “Saya berani sumpah pocong”.

Sebenarnya, apa harga sebuah sumpah? Bila seorang manusia tidak bisa memegang sumpah yang diucapkannya, apakah ia layak dihormati? Di jaman ini terlau banyak orang yang dengan mudahnya mengumbar sumpah, tapi perbuatannya melanggar sumpah yang diucapkannya sendiri dan melakukan kesalahan besar. Padahal menurut saya, jauh lebih mudah menjaga mulut kita daripada berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah terlanjur terjadi, bukan?

Ada ungkapan yang mengatakan: Mulutmu harimaumu. Seperti Herodes yang bermulut manis, dengan mudah mengumbar janji dan ketika ia terpaksa melakukan hal yang bertentangan dengan hati nuraninya, pada akhirnya ia tidak bisa mengelak. Sekejam itulah harimau mulut kita. Demi mempertahankan harga dirinya di depan tamu-tamunya, nyawa seorang nabi dikorbankan. Sebuah harga yang amat terlalu mahal untuk dibayar. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama. (Hd)

Apakah saya sudah bijaksana dalam perkataan?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *