Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 07 Januari 2022

1Yoh 5:5-13
Mzm 147:12-15,19-20
Luk 5:12-16

Kerendahan Hati

“Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa” – Luk 5:16

Menjadi seorang bintang idola nampaknya sangat menyenangkan. Karena menjadi panutan dari banyak orang dan dikenal oleh banyak orang. Pernah suatu kali bioskop di kota saya yang kecil kedatangan artis terkenal untuk menonton bersama, alhasil bioskop itu menjadi penuh, mall tersebut menjadi penuh bahkan parkiran pun ikut penuh. Terkadang karena seseorang sangat mengidolakan bintang idolanya, mereka rela menghabiskan banyak uang membeli barang-barang yang diiklankan oleh sang idola. Masihkah kita ingat sebuah restoran cepat saji yang mendadak menjadi sangat penuh karena pada hari itu ada penjualan untuk edisi sang bintang Kpop?

Menjadi terkenal memang memiliki dampak, terutama privasi kita yang akan terganggu. Kemana pun kita pergi, akan sulit untuk tidak terlihat oleh para penggemar. Bahkan ada yang sampai memiliki gangguan psikologis.
Kalau kita membaca bacaan Injil hari ini, kita akan menemukan bahwa Yesus menjadi idola bagi masyarakat Israel waktu itu. Gaya berbicara yang sangat karismatik dan ditambah daya magis yang dimiliki Yesus dengan menyembuhkan banyak orang sakit dan kesurupan, membuat banyak sekali orang yang ingin berjumpa langsung dengan Yesus. Salah satu contoh ketika berkotbah di bukit, Yesus mengumpulkan 5.000 orang laki laki saja, belum dihitung jumlah wanita dan anak anak yang ikut.

Tetapi Yesus mengerti bahwa tujuan hidupNya bukan untuk menjadi seorang bintang idola terkenal, melainkan memberikan hidupNya bagi tebusan dosa umat manusia.
Yesus lebih memilih merendahkan diri untuk mengasingkan diriNya daripada menjadi terkenal. Yesus lebih memilih berdoa seorang diri daripada dilayani oleh banyak orang. Yesus mengajarkan kepada kita bukan untuk menjadi terkenal, melainkan untuk merendahkan diri kita dan mendekat kepada Allah. Karena kita tahu bahwa apapun yang kita miliki saat ini adalah pemberian dari Allah. Jadi apakah kita harus bermegah diri dengan semua pemberian itu? (An)

Apakah saya lebih suka dikenal oleh banyak orang atau lebih dikenal oleh Sang Pencipta?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *